Pihak kepolisian mengatakan, kejadian nahas ini tidak akan terjadi apabila ada salah satu anggota kru di belakang kemudi yang bisa melakukan pengereman saat bus mulai menggelinding ke arah jurang.
Meski demikian, Rian sendiri enggan menjatuhkan seluruh kesalahan kepada pihak sopir dan kru karena dalam pikiran mereka, meninggalkan bus saat menunggu penumpang naik adalah hal yang biasa dilakukan.
"Tapi 'biasanya aman' itu juga tidak bisa (jadi pedoman) karena kami harus menjaga supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi, tetap harus ada kru di dalam bus untuk jaga-jaga," tegasnya.
Tidak hanya kru, Rian pun berharap agar para penumpang juga bisa lebih memperhatikan perilaku dan keselamatan di dalam bus.
"Kalau sistem dari pabrikan bus-nya sih sudah aman lah, tapi lebih ke kesadaran diri kru dan penumpangnya juga (ditingkatkan)," tukas Rian.
"Saat mereka melihat ada temannya atau siapa yang mereka kenal main-main di ruang kabin, mereka sebisa mungkin ditegur penumpang lainnya supaya enggak ada kejadian seperti ini lagi," tambahnya.
Terakhir, ia meningatkan bahwa keselamatan dalam perjalanan menjadi tanggung jawab semua pihak.
"Saya enggak mau menyalahkan musibah ini ke kelalaian atau keteledoran salah satu pihak, tapi paling tidak kita bisa meminimalisir itu agar bisa lebih aman lagi dalam pengoperasian armada bus," ucap Rian.
"Jadi ini semua menjadi perhatian kita bersama juga, baik itu dari penumpang, perusahaan atau PO, dan kru yang bertugas," tutupnya.