GridOto.com - Baru hadir di MotoGP Prancis 2023, Marc Marquez langsung dipanas-panasin pembalap-pembalap lain.
Sejumlah pembalap mendukung Marc Marquez, dengan juga mengkritik keras beberapa keputusan kontroversial FIM MotoGP Stewards.
Para pembalap siap memberikan kritikan keras pada pertemuan Safety Comission yang pada hari pertama MotoGP Prancis 2023, Jumat hari ini (12/5).
Pecco Bagnaia misalnya, yang geram karena sempat dihukum turun satu posisi saat menjalani balapan di Sirkuit Jerez dua pekan lalu.
"Kuharap mendapat kesempatan memahami sudut pandang mereka dan berbagi sudut pandang kami," kata Pecco dilansir GridOto.com dari Autosport.
"Ini akan menjadi langkah bagus, karena saat ini secara pribadi aku tak memahami cara pandang mereka," tegas sang juara bertahan.
Menurut Pecco, Marquez sangat layak melakukan protes karena keputusan aneh dan tak adil yang dilakukan Stewards.
"Mereka melakukan kesalahan saat menulis apa yang mereka tulis," sambungnya.
"Jadi ku pikir normal jika Marc tidak perlu menjalani sanksi itu," jelas murid Valentino Rossi ini.
Baca Juga: Tampil di MotoGP Prancis 2023, Marquez Dapat Tugas Penting dari Honda
Hal yang sama juga diutarakan Fabio Quartararo, yang sempat kena penalti dua kali setelah insiden dengan Miguel Oliveira di Jerez juga.
Quartararo yang tidak salah diberi long lap penalty dan disuruh mengulangi hukumannya gara-gara sedikit kesalahan yang sebenarnya tidak menguntungkannya.
"Aku hanya berharap mereka melakukan pekerjaan mereka," jelasnya.
Johann Zarco dengan terang-terangan menyebut Stewards pilih kasih kepada pihak-pihak tertentu soal pemberian penalti.
"Kami akan lihat nanti. Kami tahu bahwa kami tak setuju soal keputusan mereka dan rasanya tak adil untuk semua pembalap," ungkap pembalap tuan rumah.
"Seharusnya keputusan terhadap pembalap tak boleh terganggu dengan popularitas pembalap lain, jadi harus lebih setara," tegas rider tim Pramac Racing ini.
Namun ada juga pembalap yang sedikit berusaha menurunkan tensi, salah satunya Maverick Vinales.
"Aku punya opini sendiri. Aku tak mau jika bekerja jadi mereka. Kupikir itu pekerjaan rumit, karena satu aksi harus dilihat dari banyak cara berbeda," kata Vinales.
"Aku tak tahu, mending diam dan mendengarkan. Kupikir yang bisa kami minta adalah hukuman yang setara dan adil, tapi lagi-lagi itu pekerjaan sulit dan aku saja tak mau jadi mereka," jelasnya.