Kini saat rapat tim pun, para kru dari atas hingga bawah lebih banyak diam seolah takut melakukan apapun.
"Tak ada orang yang berbicara. Bahkan sekarang saat tak ada yang tahu alasan kami menderita, kenapa motornya terlalu agresif, dan aku tak punya feeling apapun soal itu," lanjutnya.
"Itu membuatku kesal, melihat yang lain mencetak waktu sebagus itu, dan kami bahkan tak bisa mendekat," jelasnya.
Quartararo menilai, satu-satunya mengembalikan kondisi Yamaha ya cuma dengan hasil yang bagus.
Hasil balapan yang bagus bisa melecut kembali semangat para kru untuk terus memperbaiki penampilan YZR-M1.
"Sayangnya kami malah menambah masalah bukannya menyelesaikannya. Di 2019 aero-nya kurang lebih sama, tapi motornya lebih stabil," sambungnya.
"Bandingkan dengan Ducati empat tahun lalu, sekarang kau sudah tak ingat motornya yang dulu," jelasnya.