Sayangnya kiprah pria bekepala pelontos ini kurang begitu impresif, hingga tempatnya diambil lagi oleh The Doctor yang kembali ke tim berlogo garpu tala tersebut.
Spies sempat membela tim Pramac-Ducati, namun cedera panjang membuatnya melewatkan hampir satu musim pada 2013 silam.
Hal itu memaksanya pensiun dini dari dunia balap pada tahun yang sama dengan usia 29 tahun.
Sedangkan Sofuoglu pernah mencicipi Moto2 pada musim 2011, usai menjadi juara WorldSSP pada 2007 dan 2010 silam.
Kiprahnya di Moto2 sangat buruk, sebelum akhirnya kembali ke Supersport dan meraih tiga gelar dunia lagi.
"Aku adalah juara WorldSSP dan seorang yang bahagia. Kemudian aku mendengarkan orang lain dan pindah ke Moto2,
"Semua terlihat bagus tapi setelah dua balapan aku hanya finis ke-18, ke-20, dan seterusnya dan aku tak bisa menerimanya. Aku kangen kehidupan lamaku dan ingin kembali," jelasnya.
Juara WorldSSP lima kali itu pun terus mengingatkan kasus Ben Spies dan dirinya sendiri kepada Razgatlioglu.
"Di sini dia adalah juara dan bintang. Dia terkenal dan dia adalah kesayangan WorldSBK. Dengan latar belakang ini, aku tak berpikir pindah ke MotoGP sebagai tindakan pintar," sambungnya.
"Di MotoGP dia bisa merasakan masa-masa sulit. Hari-hari yang bisa menghancurkanmu, banyak contoh di masa lalu. Kubilang padanya bahwa dua sampai tiga tahun akan ada pembalap muda yang mengalahkannya," jelasnya.
Masalah bisa semakin besar jika Razgatlioglu menggunakan motor yang kurang kompetitif di grid.
Tentu saja itu menjadi pertimbangan berat bagi Sofuoglu untuk membawa anak asuhnya ke MotoGP.