"Ketika aku mencoba pengembangan motor, aku punya komponen baru lebih awal tapi tak pernah berpikir seperti yang Marc lakukan," ungkap pembalap bernomor 26 tersebut.
"Bagiku, hal terbaik adalah yang dilakukan untuk tim," jelasnya.
Pedrosa pun seolah kalah start dari rekannya yang lebih siap untuk bertarung dengan cara keras di kejuaraan.
"Aku selalu berpikir bahwa komponen terbaik adalah yang terbaik untuk semua, aku tak mengira rekan sebagai rival, karena rival sebenarnya nya adalah Yamaha atau Ducati, pabrikan lainnya," sambungnya.
"Bagiku rival itu ya pabrikan lain, aku selalu berpikir aku balapan untuk brand, tapi dia bersikap berbeda. Sebelum Marc gabung ke tim, tak ada yang bermain seperti itu termasuk juga Stoner," jelasnya.
Pada akhirnya, Marquez dengan manuvernya yang keras tersebut berhasil membawa kesuksesan ke Honda selama bertahun-tahun lamanya.