Sedangkan KTM juga menampik soal isu Red Bull akan membawa sang rider ke pabrikan Austria tersebut.
"Jika menang, itu karena ridernya. Dan jika kalah, maka yang disalahkan adalah motorku," kata Stefan Pierer, CEO KTM dan Gasgas.
Ducati juga demikian, mereka sudah investasi sangat besar saat menyatukan Jorge Lorenzo dengan Andrea Dovizisioso pada beberapa tahun silam.
Hasilnya nol besar dan mereka malah baru bangkit ketika investasinya dipakai maksimal di pengembangan motor dan bantuan ke tim satelit.
Dan yang dilakukan Ducati juga menular ke para rivalnya, di mana fokus MotoGP saat ini lebih ke membuat motor yang lebih baik daripara merekrut seorang juara dunia.
"Aku tak melihat ada tempat buat Marc di Yamaha," kata Lin Jarvis, Managing Director Yamaha MotoGP.
Salah satu tim prinsipal yang tak disebutkan namanya, menilai mustahil bagi Marc meninggalkan Honda demi brand lain.
Jika pergi dari Honda, itu artinya dia sudah tak balapan lagi di MotoGP.
"Jika kau lihat posisi Ducati, Yamaha, Aprilia dan lainnya, tim pabrikan tersebut tak punya sesuatu untuk dipertaruhkan dan sesuatu yang harus didapatkan. Karena Marc sudah menjadi juara delapan kali," ujar sang Tim Prinsipal.
"Jika dia gabung brand lain, dia membuat kacau rider lain di sana. Membuat dinamika kacau, bahkan KTM pun tak bisa melakukannya," jelasnya.