"Ini adalah crash tersulit untuk dipahami dan jadinya sangat sulit untuk belajar darinya. Aku melakukan 16 lap sama persis, tapi lap 17 aku jatuh," lanjutnya.
"Crash yang tidak normal. Karena normalnya jika roda depan selip karena kau mengerem terlalu keras atau melepas rem terlalu cepat. Tapi kali ini aku jatuh begitu aku berakselerasi. Sulit dipahami, tapi bagaimana lagi," tegas Pecco.
Meski begitu, rider 26 tahun ini menyadari tak ada yang patut disalahkan kecuali dirinya sendiri.
Hampir tak ada yang salah dari motornya, jadi meski tak mengetahui penyebabnya secara teknis, maka pembalap lah yang patut disalahkan.
"Aku yang salah. Kupikir aku berkendara dengan lebih baik tahun ini, lebih teliti dan jarang ada kesalahan, melakukannya lebih baik. Tapi baru dua balapan aku sudah crash, jadi aku sangat marah," ungkapnya.
"Aku merasa bagus, aku tak memaksakan diri. Aku tak melakukan sesuatu yang gila dan apalagi aku kedua kan. Aku sudah tahu Marco tak bisa dikejar di depan, jadi aku hanya mempertahankan posisiku dengan Alex Marquez, aku juga terus mengecek ban belakangku," jelasnya.