GridOto.com- Dengan jumlah kebutuhan khusus pasar otomotif sebesar hampir 500 ribu kilo liter setahun, sangat wajar apabila bisnis oli ini menjadi sasaran pemalsuan.
Pemalsuan oli sudah lama terjadi, pada beberapa tahun terakhir ini marak terjadi di berbagai daerah.
Akhir tahun lalu misalnya, Polda Jawa Tengah berhasil membongkar sindikat oli palsu di Semarang dan Demak.
Para pemalsu ini bekerja secara professional dengan membuat pabrik oli dengan omset yang tidak sedikit.
Dalam sehari pemalsu ini mampu memproduksi 3.000 botol oli dengan nilai penjualan sebesar Rp 960 juta atau sekitar Rp 11,5 milyar dalam setahun.
Penyebaran oli palsu ini bukan hanya di wilayah Jawa Tengah saja, tapi hingga ke Pulau Kalimantan.
Pemalsu memang jeli dalam memproduksi oli dengan membuat oli yang banyak beredar di pasaran.
Persoalan pemalsuan oli ini juga menjadi konsen dari Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo).
Sigit Pranowo, Ketua Umum Aspelindo menyadari persoalan ini merupakan hal yang sangat serius.
Baca Juga: Manisnya Pasar Pelumas Nasional di Antara Ketatnya Persaingan
Jika melihat dari polanya, pemalsu akan memalsukan oli yang terkenal dan memiliki volume yang banyak.
“Benar, ada di berbagai pelosok dengan berbagai merek. Tentu saja oli yang dipalsukan yang mudah dijual kepada masyarakat,” bilang Sigit.
Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno berbicara mengenai pemalsuan ini.
Menurutnya pemalsuan ini sangat merugikan masyarakat.
“Produsen dan pihak kepolisian harus menindak tegas pemalsuan ini, pengguna yang paling dirugikan dalam hal ini,” jelasnya.
Produsen Aspelindo yang menguasai hampir 80 persen pasar oli nasional jadi sasaran empuk para pemalsu.
Total jumlah produksi Aspelindo mencapai hamper 400 ribu kiloliter.
PT Pertamina Lubricants (PTPL) sebagai market leader jelas jadi produk yang paling menggiurkan untuk dipalsukan.
Dengan pangsa pasar berkisar 40-50 persen jumlah produksi pabrik pelumas pelat merah ini sekitar 160-200 ribu kilo liter.
Sigit Pranowo yang juga Direktur Operasional PTPL mengakui adanya pemalsuan terhadap Pertamina Lubricants.
Pihaknya selalu melakukan berbagai hal agar masyarakat terhindar dari dampak pemalsuan ini.
“Sosialisasi pembelian di lokasi resmi, hingga penggunaan teknologi terkini agar produk kami tidak mudah untuk dipalsukan,” ungkapnya.
Dia berharap masyarakat berhati-hati dalam membeli pelumasan.
“Kami melakukan kerjasama dengan pihak Kepolisian untuk meminimalkan pemalsuan oli,” tutupnya.