Lanjut soal posisi berkendara, jelas sama dengan LX 125 yang punya busa jok empuk dengan tinggi jok 785 mm dan setang rendah khas Vespa.
Seperti dipaksa tegak, kekurangannya memang bikin pengendara lebih mudah pegal ketika motor dipakai untuk rute perjalanan jauh.
Untuk mayoritas postur pengendara Indonesia bakal sedikit jinjit saat berhenti, namun bisa disiasati dengan memajukan badan ke depan agar lebih menapak.
Baca Juga: Tak Hanya Skuter, Ternyata Vespa Pernah Bikin Mobil Bermesin 2-Tak Lho
Buat berkendara di rute perkotaan, dimensi motor ini masih tergolong ringkas dan lincah dipakai menembus kepadatan meski di belakang ada box tambahan.
Nah karakter suspensi depan belakang terasa cukup kaku, namun masih nyaman dipakai melewati jalanan rusak dan cukup stabil saat kecepatan tinggi.
Untuk pengereman, di depan pakai cakram kaliper 1 piston dan belakang tromol yang dipadu roda berukuran 110/70-11 dan belakang 120/70-10.
Soal performa, mesin berlabel i-get dengan kubikasi 124,5 cc SOHC 3 katup berpendingin udara ini punya karakter tenaga halus dan merata.
Catatannya saat dipakai ke jalanan dengan tanjakan panjang, performa mesinnya terasa kurang nendang meskipun motor masih bisa melaju.
Detailnya mesinnya bertenaga 10,1 dk @7.600 rpm dengan torsi 10,2 Nm @6.000 rpm, memang lebih pas buat harian di perkotaan ataupun riding santai.