Krack memilih tetap menghormati sang rival, dan tak terbawa dengan psy war oleh Red Bull.
"Kupikir kami punya satu hasil bagus, berarti kami memperbaiki mobil kami. Tapi kami bertarung dengan tim yang terbiasa di depan, mereka terbiasa dengan pengembangan besar-besaran. Jadi kupikir kami akan terus menaruh rasa hormat dan rendah hati," kata Krack.
"Kami harus menapak tanah dan terus memimpikan podium. Kami tahu kami tak buruk, kami cukup kencang. Tapi masih banyak hal salah," jelasnya.
Hal yang sama juga dikatakannya untuk memperingatkan para bawahannya agar tak gampang puas dan juga tidak terpancing juga.
"Setelah dua lap, aku tak memimpikan podium, jujur. Kami hanya melihat bagaimana balapan berjalan dan fokus dengan pekerjaan kami. Kami diuntungkan karena insiden Charles Leclerc, kami tak boleh lupa itu," sambungnya.
"Jadi pada akhirnya, kau bisa memimpikan naik podium. Tapi kau tak boleh percaya kau akan selalu mempercayai untuk terus bisa meraihnya," jelasnya.