GridOto.com - Pembalap Pata Yamaha, Toprak Razgatlioglu, menjalani gelaran WorldSBK Australia 2023 pada akhir pekan ini dengan rasa trauma berat.
Trauma berat yang dirasakan Toprak Razgatlioglu tersebut, tak lain karena musibah besar gempa Turki yang menewaskan hingga puluhan ribu jiwa.
Toprak Razgatlioglu tidak hanya berdiam diri saat Turki sedang berduka, dia bahkan turun langsung ke lapangan untuk memberikan pertolongan.
Awalnya ia hanya memantau dari media sosial dan siaran televisi, hingga akhirnya tergerak untuk melakukan sesuatu.
Alhasil karena terjun ke lapangan langsung, juara WorldSBK 2021 tersebut melihat apa-apa saja yang tak sebaiknya tak dilihatnya.
"Saat gempa pertama, tak ada yang tahu apa yang sedang terjadi. Sehari setelahnya, semua sadar itu gempa yang dahsyat. Skalanya 7,7, dan sembilan jam kemudian yang kedua 7,6, benar-benar kuat," ungkap sang rider dilansir GridOto.com dari Speedweek.
"Aku kemudian naik mobil seribu kilometer ke area korban gempa, kami membawa dua genset dan kabel-kabel karena di sana tak ada listrik. Kami di sana dua hari, tidur di mobil dan mencoba membantu," jelasnya.
Bayang-bayang duka dan trauma masih berada di kepala pengendara Yamaha YZF-R1 tersebut.
"Kami mengalami pengalaman buruk, banyak orang meninggal. Semua hancur, itu pertama kali aku melihat sesuatu seperti itu," sambung pembalap berpaspor Turki tersebut.
Baca Juga: Sebentar Lagi WorldSBK Mandalika 2023, Penjualan Tiket Online Meroket
"Di 1999 ada kejadian mirip di kampungku di Sakarya, ayah dan ibuku menjadi saksi. Kala itu 7,4 skala Richter," jelasnya.
Setelah dua hari, pembalap yang digosipkan akan hijrah ke MotoGP ini merasa sudah tak kuat.
Bukan fisik yang lelah meski hanya tidur dua jam sehari, melainkan lebih ke dampak psikis yang ternyata cukup mempengaruhi pikiran Toprak.
"Aku hanya dua hari di sana, karena aku sadar ada dampak psikologis masuk kepadaku. Beberapa orang mengubur anggota keluarganya dari runtuhan," tutur pria berusia 26 tahun ini.
"Ketika aku pulang, aku tak berani menyalakan TV. Aku melihat ketidakberuntungan dan tak mau lagi (melihatnya), itu sangat buruk. Aku masih bersyukur tak langsung berangkat ke Australia, ada jeda sepekan dan aku masih mencoba melupakan yang kulihat," pungkasnya.