"Di 1999 ada kejadian mirip di kampungku di Sakarya, ayah dan ibuku menjadi saksi. Kala itu 7,4 skala Richter," jelasnya.
Setelah dua hari, pembalap yang digosipkan akan hijrah ke MotoGP ini merasa sudah tak kuat.
Bukan fisik yang lelah meski hanya tidur dua jam sehari, melainkan lebih ke dampak psikis yang ternyata cukup mempengaruhi pikiran Toprak.
"Aku hanya dua hari di sana, karena aku sadar ada dampak psikologis masuk kepadaku. Beberapa orang mengubur anggota keluarganya dari runtuhan," tutur pria berusia 26 tahun ini.
"Ketika aku pulang, aku tak berani menyalakan TV. Aku melihat ketidakberuntungan dan tak mau lagi (melihatnya), itu sangat buruk. Aku masih bersyukur tak langsung berangkat ke Australia, ada jeda sepekan dan aku masih mencoba melupakan yang kulihat," pungkasnya.