GridOto.com – Delapan tahun sepak terjang mobil Cina di Indonesia terus merangsek maju.
Kiprahnya tak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Jika dulu hanya segelintir, kini makin lama makin banyak bermunculan baru.
Setelah dipelopori Wuling dan DFSK kemudian diikuti MG (Morris Garage) dan terbaru Chery.
Hebatnya dalam waktu relatif singkat, mobil-mobil Cina tersebut berhasil merebut hati konsumen.
Pangsa pasarnya mulai berkembang terutama menyasar konsumen yang ingin alternatif selain merek-merek Jepang.
WULING
Wuling bermain strategi harga terjangkau dibarengi fitur melimpah.
Awal kemunculannya menyasar segmen bawah dan terlihat lebih fokus menggarap pasar daerah.
Lahirlah Wuling Confero, MPV yang dibanderol mulai Rp 150 jutaan.
Berhasil meyakinkan konsumen, Wuling naik segmen menengah lewat Almaz.
Bahkan kemudian ditawarkan varian bermesin hybrid yang harganya 472 juta.
Agaknya Wuling masih menjaga harga mobil-mobilnya di bawah angka psikologis Rp 500 juta.
Tren mobil listrik juga telah dijawab Wuling lewat Air EV.
Paling gres di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 muncul Alvez.
Strategi harga Alvez mengejutkan karena bermain di rentang luas lewat 3 varian dimulai Rp 209 hingga 295 juta.
Dari seluruh model Wuling bisa disimpulkan mereka konsisten menawarkan mobil-mobil dengan harga kompetitif.
Tak heran meski baru hadir di tahun 2015, Wuling berhasil jadi merek Cina paling diperhitungkan di pasar mobil nasional.
Tahun 2022 lalu, penjualan Wuling meningkat 17% dibanding tahun sebelumnya dengan 30.037 unit mobil terjual.
DFSK
Pabrikan Cina lain yaitu DFSK (Dongfeng Sokon) mulai masuk pasar Indonesia tahun 2017.
Awalnya mereka berniat fokus di segmen premium lewat Glory 580, 560 dan i-Auto.
Promonya menggelegar memakai brand ambassador Agnes Monica yang banderolnya mahal.
Namun kiprahnya tak bisa dibilang sukses merebut pangsa pasar seperti Wuling.
Lantas sempat diterpa isu negatif karena tuntutan konsumen yang kecewa mobilnya tak kuat menanjak.
Di segmen komersial, DFSK kelihatannya lebih baik.
Lewat model Gelora bahkan merilis varian bermesin listrik.
MG
Sejatinya MG merupakan merek asal Inggris.
Namun kepemilikannya sudah beralih ke Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) yang juga pemilik Wuling.
Tak seperti Wuling dan DFSK yang merakit di Indonesia, MG masih impor utuh dari pabriknya di Thailand.
Jika saudara tuanya Wuling fokus ke mobil-mobil segmen rasional, MG terlihat condong ke segmen emosional.
Ini terlihat dari produk-produknya yang menawarkan desain dan material kabin setingkat lebih baik.
Seperti di varian HS dan ZS.
Bahkan muncul sedan di MG 5 GT dan paling gres mobil listrik MG 4 EV yang diperkenalkan di IIMS 2023.
Sayang harga jual kurang kompetitif.
Varian HS termahal dijual di atas Rp 500 jutaan.
Sedangkan versi termurah MG ZS dijual Rp 270 jutaan.
Kendala produksi juga sempat menghantui MG karena suplai semikonduktor tersendat.
Selama MG masih belum dirakit lokal, rasanya sulit bersaing karena harga jualnya pasti lebih tinggi.
Padahal konsumen Indonesia terbiasa dengan image mobil Cina harga murah, fitur melimpah.
CHERY
Paling muda yang hadir di Indonesia adalah Chery.
Mulai menjual dua varian Tiggo di November 2022 lalu dan diklaim telah terjual 160 unit di akhir 2022.
Meski dulu sempat hadir lewat keagenan Indomobil, sekarang Chery lebih serius menggarap pasar Tanah Air.
Hal ini ditandai dengan rencana mendirikan pabrik di Indonesia yang akan jadi basis produksi ekspor mobil Chery setir kanan.
Tak mau menunggu pabrik selesai dibangun, mereka menyewa sementara line produksi di Pondok Ungu, Bekasi.
Menariknya, Chery menyebut akan fokus di segmen SUV premium.
Bisa jadi segmennya sekelas dengan MG.
Harganya tak bisa dibilang murah untuk kategori mobil Cina.
Chery Tiggo 7 Pro dan 8 Pro ada di rentang Rp 300 sampai 500 jutaan.
Terbaru Omoda 5 dibanderol 380-450 jutaan dengan tampilan atraktif.
Namun di IIMS 2023 diberi harga promo dengan diskon besar hingga Rp 50 jutaan.
Tim tester Gridoto menyebut kualitas dan rasa berkendara Chery memang patut diakui terbaik di antara merek Cina lain.
Meski punya produk-produk berkualitas lebih baik bukan berarti mudah buat Chery merebut hati konsumen.
Kesan mobil Cina harga murah terlanjur lebih dulu dipahami konsumen.
Jika ada yang lebih mahal, tentu perlu strategi khusus.
Dari keempat merek mobil Cina bisa disimpulkan rapor mobil Cina di pasar nasional menorehkan angka biru.
Konsumen mulai rasional dan menimbang harga berbanding fitur.
Bahkan produk Jepang yang lebih mapan sekalipun tergerak untuk melengkapi fiturnya supaya tak jauh ketinggalan.
Apalagi garansi dan jaringan layanan purna jual juga ikut jadi prioritas.
Sejauh ini, kehadiran mobil Cina di pasar Tanah Air menunjukkan sentimen positif.
Bukan mustahil akan kembali muncul merek-merek Cina baru ke pasar Indonesia di waktu yang akan datang. ***
*Penulis adalah wartawan otomotif sejak tahun 2000 di beberapa media grup Kompas Gramedia, seperti tabloid OTOMOTIF, majalah Otosport, majalah Auto Bild Indonesia dan saat ini bergabung di GridOto.