"Aku sempat mendengar bahwa dia dibilang akan menjadi kriminal saat dia tumbuh besar," jelas Emilio.
Sang ibu, Antonella, menyebut anaknya memang suka bergerak dan gaduh.
"Dia bukannya hiperaktif saaat kecil. Dia hanya selalu bergerak, sulit diatur, tapi jiwanya baik. Dia mulai sedikit dewasa ketika tiga atau empat tahun," kata sang ibu.
Saat mulai sedikit bisa diatur, Emilio dan Antonella memutuskan membelikan minimoto untuk Enea.
"Mengendarai minimoto membuatnya bertanggungjawab. Sebagai anak dia selalu tertarik ketika melihat motor di lampu lalu lintas. Suatu hari aku mengajak Enea ke toko suku cadang skuter dan di sana ada minimoto jadi dia mendapatkannya di sana, dia tak mau mundur lagi sejak itu," kata sang ayah.
"Aku ingat betul momen di bawah lampu lalu lintas, menyadari passion besarnya. Kami kemudian melakukan tes minimoto dan dia sangat kencang," jelasnya.
Selain minimoto, ayah dan ibu Bastianini juga mengenalkan sang anak ke dunia renang.
Juara Moto2 2020 ini ternyata menunjukkan bakatnya di dalam air.
"Aku dan istriku awalnya tak begitu kenal dunia balap motor, jadi kami juga mengajaknya berenang. Setelah dua tiga latihan saja, instrukturnya bilang bahwa dia punya potensi ikut kompetisi renang indah," sambungnya.
Baca Juga: Peserta Idemitsu Asia Talent Cup 2023 Diumumkan, Ada Lima Pembalap Indonesia Nih
"Kami suka itu karena ini murah. Tapi kami menjalankan keduanya, kemudian dia menang Italian Junior A Championship," jelasnya.
Bastianini bahkan sempat dilatih oleh Alicia Carretero, juara diving Italia, yang menjadi pelatihnya.
Pada akhirnya orang tua rider 25 tahun ini lebih memilih dunia balap motor, bahkan Alicia Carretero juga menyarankan Bastianini untuk menggeluti balapan saja.