Misalnya saja soal ban, WorldSBK memakai Pirelli sedangkan MotoAmerica memakai Dunlop.
Lalu karakter trek Grand Prix yang jauh berbeda dengan trek MotoAmerica yang cenderung ekstrem, dan banyak lainnya.
Jadi pembalap yang pernah mencicipi Reli Dakar ini tak bisa sembarangan soal setting motor, apalagi tinggal meniru milik sang juara, Alvaro Bautista.
"Kami harus memperbaiki beberapa hal karena aku tak bisa memakai kekuatan motor seperti halnya Bautista, beratnya 30 kg lebih ringan dariku," kata Petrucci dilansir GridOto.com dari Speedweek.
"Itu alasan kenapa aku tak jadi yang terbaik soal akselerasi. Di sisi lain kami harus mencari solusi terbaik untukku. Dia (Alvaro) ringan, dia mengerem dan berakselerasi lebih baik dariku, ini sulit buatku," jelasnya.
Petrucci memulai tes ini dengan memakai setting dua tahun lalu milik Scott Redding yang pernah membela Ducati di WorldSBK.
Tubuh Redding yang tinggi besar sangat cocok dengan Petrucci karena posturnya cukup mirip.
"Tentu aku awalnya memakai setting standar, harus mencari yang lebih khusus untukku. Awalnya setting motorku sama dengan yang dipakai Scott Redding kala itu," ungkap Petrucci.
"Kami mencoba banyak hal, termasuk ban berbeda. Tapi aku tak mengejar soal lap tim saja karena hal itu sama sekali tak membantu," tegasnya.
Baca Juga: Mario Aji Pamer Helm Baru Untuk Moto3 2023, Motifnya Batik Telaga Sarangan
Kendati demikian, bisa masuk 10 besar dalam sesi tes WorldSBK 2023 cukup membuat Petrucci tersenyum.
Itu artinya dia punya awal yang bagus, setidaknya untuk bertarung demi lima besar dulu dalam sebuah balapan.
"Lebih baik dari perkiraan. Tahun lalu aku mendapat banyak pengalaman baru, ini baru lagi. Tak ada yang berharap aku cepat di Dakar dan MotoAmerica," tegas rider 32 tahun ini.
"Kini aku mendapat banyak tekanan, karena semua orang mengharapkan hasil bagus dariku," pungkasnya.