Lahirlah Modenas KR3, motor 498 cc 3 silinder yang kala itu dikendarai oleh putra King Kenny sendiri, Kenny Robers Jr. dan Jean Michel Bayle, mantan pelatih Johann Zarco.
Walaupun punya visi dan misi menarik, sayangnya mesin ini gagal memenuhi ekspektasi Kenny Roberts.
Namun cukup beruntung untuk bertahan beberapa tahun di Grand Prix.
King Kenny sempat membuat proyek baru bersama Modenas dan Proton pada tahun 2000 dengan motor KR4, sayangnya proyek ini gagal dan motornya tak pernah turun balapan.
Pada 2001, pabrikan mobil Proton mengambil alih kekuasan tim lebih besar dari Kenny Roberts, dan nama motornya pun diganti dengan Proton KR3.
Saat lahirnya 'era MotoGP' di 2002, Proton KR3 masih bertahan di tengah gempuran lahirnya motor 4-tak.
Kala itu Proton KR3 berhasil membawa Nobuatsu Aoki dan Jeremy McWilliams finis ke-12 dan ke-14 di klasemen akhir, dengan raihan lebih dari 120 poin.
Setelah sempat memakainya lagi di beberapa balapan musim 2003, Proton Team KR akhirnya beralih ke suksesor KR3, yakni Proton KR5.
Proton KR5 ini terinspirasi dari Honda RC211V yang menggunakan mesin lima silinder 990 cc di awal era 4-tak.
Sayangnya meski sudah meniru konsep RC211V, Proton KR5 tidak sesukses Honda RC211V yang saat itu dikendarai Valentino Rossi.
Malah masih mendingan KR3 dibandingkan KR5 dalam urusan posisi dalam balapan.
Baca Juga: Setelah Monster Energy Yamaha di Jakarta, Simak Jadwal Peluncuran Tim Lain di MotoGP 2023
Bukan performa saja yang jadi masalah, motor Proton KR5 sering gagal finis karena masalah reliabilitas mesinnya.
Setelah gagal bersama KR5, Kenny Roberts akhirnya mencoba kolaborasi dengan Honda dan menciptakan motor KR211V untuk balapan di 2006.
KR211V ini memakai mesin Honda RC211V, namun dengan beberapa perbedaan dari versi orinya.
Dikendarai oleh sang putra Kenny Roberts Jr., KR211V ini berhasil meraih dua podium dan finis di peringkat enam klasemen MotoGP 2006.