Pada dasarnya di gurun tidak banyak warna yang akan dilihat pereli, hampir semua berwarna cokelat, namun melihat kontras dari setiap objek akan menjadi nilai lebih.
Buta warna adalah suatu kelebihan di Reli Dakar, namun banyak faktor lain yang membuatnya menjadi juara ajang balap paling menantang fisik dan mental ini.
"Kau harus melakukan pendekatan pekerjaanmu secara metodis, kau harus terus berkembang. Kau juga butuh co-driver berpengalaman dan teknisi bagus yang bisa memperbaiki mobil setiap hari," sambung Peterhansel.
"Aku suka off-road. Tapi Dakar sebenarnya bukan disiplin balapan pertamaku. Aku datang dari enduro, aku pernah jadi juara Prancis dan kemudian jadi juara dunia. Bagiku, reli ini sama saja tapi hanya tak selalu melaju di rute yang sama," jelasnya.
Selain itu, Peterhansel menegaskan bahwa Dakar bukan hanya soal kecepatan.
Banyak aspek di sana yang menguji fisik, mental dan pikiran, bukan hanya menjadi cepat saja.
"Rivalku (Heinz Kinigadner) datang ke Dakar dengan kecepatan luar biasa. Sayangnya dia jarang finis karena dia terlalu kencang. Di kompetisi ini, kau harus berkendara bukan hanya soal performa saja," ungkap Peterhansel.