Banyak kan? Sampai brand sepeda dan peralatan elektonik rumah tangga terkenal turut meramaikan pasar motor listrik di Indonesia loh. Mantap!
Yang terpenting sih, mereka bangun pabrik dan produksi motornya di Indonesia. Itu penting!
Gak mau kan negara kita hanya menjadi ‘sampah’ impor. Inget zaman motor Cina masuk ke sini dong? Berbondong-bondong masuk dan akhirnya 'hilang' begitu saja tanpa pamit.
MALAH MENUNDA
Selain heboh soal penting atau tidaknya, ternyata wacana subsidi kendaraan listrik ini membuat pengusaha maupun industri kendaraan listrik di Tanah Air resah. Loh kok?
Iya, mereka senang pasti. Karena berkat subsidi dari Pemerintah otomatis harga jual jadi lebih terjangkau. Dan diharapkan bisa menjual produknya banyak lagi. Simpelnya begitu.
Tapi tidak saat ini, kondisinya justru kurang menguntungkan. Sebab beberapa dealer mengeluh lantaran konsumen menunda beli mobil listrik. Menunggu dapat subsidi pada tahun depan kabarnya.
Hal ini tak hanya terjadi pada konsumen mobil listrik baterai (BEV), tapi juga calon konsumen HEV (Hybrid Electric Vehicle) macam Toyota Innova Zenix Hybrid.
Fenomena itu mirip ketika Pemerintah berencana memberikan relaksasi PPnBM mobil baru di tahun 2021 dan 2022 lalu. Tak sedikit konsumen menunda beli sampai aturan itu berlaku karena lumayan potongan harganya.
Pun demikian dirasakan oleh pengusaha atau modifikator konversi motor listrik. Konsumennya malah menunda mengkonversikan motor bensinnya ke listrik demi memperoleh subsidi di tahun depan.
SUBSIDI DI BAWAH RP 800 JUTA
Wacana subsidi tersebut juga mendapat kontra di tengah masyarakat. Pasalnya kenapa Pemerintah hanya memberikan bantuan kepada masyarakat kalangan ekonomi menengah atas.
Seperti diketahui, harga mobil listrik rata-rata masih berada di atas Rp 500 jutaan. Baru ada Wuling Air ev yang dilabeli Rp 200 jutaan, tapi mungil.
Dari situlah kenapa Pemerintah jadi agak ‘gerah’ sehingga Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita kembali mengupdate kalau kemungkinan pemberian subsidi hanya untuk mobil listrik di bawah Rp 800 juta (27/12/2022).
Nah coba kita telaah lagi, ada apa saja sih pilihan mobilnya? Yang pasti masuk Wuling Air ev, lalu ada DFSK Minibus dan Blind Van, Hyundai IONIQ 5 tipe Prime dan Nissan Leaf.
Trus, apakah masih ingin membelinya jika sudah dipotong (subsidi) Rp 80 juta?