GridOto.com - Inilah hasil test ride lengkap motor listrik Alva One, apakah bisa disetarakan dengan Yamaha NMAX dan Honda PCX?
Hadir dengan mengusung embel-embel 'Game Changer', Alva One tampil perdana di muka publik di pameran GIIAS 2022 lalu.
Diposisikan sebagai motor listrik dengan berbagai inovasi serta fokus pada performance, comfort dan connectivity.
Selain punya dimensi mirip Honda PCX atau Yamaha NMAX, skutik listrik ini pun dibanderol setara dengan harga Rp 34,9 juta on the road Jakarta.
Ditawarkan dalam 5 varian warna; Supernova Black, Casual Blue, Halo White, Indie Red dan Edgy Turquoise.
Setelah sempat “bercengkrama” secara terbatas di GIIAS lalu, kali ini kami berkesempatan untuk mencoba Alva One untuk riding sehari-hari.
Tentu mengetes impresinya dari segi handling, daya jelajah, proses pengecasan dan sebagainya. Seperti apa rasanya?
Desain
Bicara desain dan dimensi, Alva One mirip dengan big skutik kelas 150-160 cc. Bodi depannya gambot didominasi oleh headlamp LED besar.
Baca Juga: Akhir Tahun Motor Listrik Alva Gelar Pameran di Mal, Intip Promonya
Dengan bentuk segitiga, terdapat DRL (Daytime Running Light) di sekelilingnya. Di atas lampu utama terdapat windshield gelap.
Tarikan garis-garis tegas di sisi samping seolah menunjukkan kedinamisan bahasa desain Alva One.
Pada buritan lagi-lagi stoplamp turut mendominasi. Bentuknya memanjang dari sisi ke sisi. Sedang lampu sein berada terpisah di atas sepatbor.
Yang unik, desain peleknya mengingatkan kita milik Honda PCX 150, kelihatan bagian palang persis banget!
Kemudian jika diperhatikan lebih detail, sayangnya finishing atau build quality bodi plastik, cat dan detail kecilnya banyak bagian yang tipis dan kurang rapi.
Fitur & Teknologi
Sederet fitur bisa dijumpai pada motor listrik Alva One, kami mulai dari bagian panel instrumen yang pakai layar digital TFT 7 inci.
Isinya ada spidometer, suhu, odometer, tripmeter, riding mode, tegangan baterai, kapasitas baterai, bukaan gas, dan indikator ‘READY’ apabila motor sudah siap dijalankan.
Sayangnya layar panel instrumen digital ini tidak kelihatan jelas ketika siang hari di bawah terik matahari.
Baca Juga: Wacana Beli Motor Listrik Disubsidi Rp 6,5 Juta Oleh Pemerintah Tahun Depan, Ini Tanggapan Alva
Posisinya dirasa terlalu landai dan kerapatan layarnya sangat kurang, gambarnya jadi kurang tajam.
Sistem penerangan Alva One sudah mengadopsi all LED lighting yang hemat energi, kemudian ada pula sistem konektivitas melalui Alva Mobile App.
Fitur ini memungkinkan motor terhubung dengan smartphone pengendara. Pemilik motor dapat menyalakan dan mematikan motor tanpa kunci (Remote On/Off), Bike Sharing Access, GPS Locator & Tracker untuk melacak posisi motor.
Serta Battery Monitoring guna melihat kondisi baterai, Charging Station Locator untuk melihat lokasi titik pengecasan, Alva Experience Center Locator, Alva Roadside Assistance dan Monthly Saving Estimator melalui aplikasi.
Fitur Alva Roadside Assistance memungkinkan pengendara untuk dapat menghubungi pihak Alva apabila ada kerusakan atau butuh bantuan di jalan. Lokasi pengendara serta motor akan ditemukan via GPS.
Alva One juga memiliki riding mode yang mempengaruhi karakteristik tenaga dan membatasi kecepatan maksimalnya.
Klaimya Mode 1 di 40 km/jam, Mode 2 mencapai 77 km/jam dan Mode 3 bisa 90 km/jam. Selain itu ada dua pengaman saat motor sudah aktif, satu di standar samping dan satu lagi di tombol engine cut off.
Saat standar masih turun atau tombol di posisi off, motor tidak akan melaju ketika grip gas diputar.
Geser ke fitur penyimpanan, di bawah setang terdapat laci yang bisa ditutup. Di dalamnya terdapat port USB.
Baca Juga: Alva One Sabet Gelar Best Electric Motorcycle Scooter GridOto Award 2022
Kemudian di bawah jok terdapat bagasi. Membukanya cukup tekan tombol 'SEAT' di samping kunci kontak.
Meski dimensinya cukup panjang, tapi bagasi ini terbilang dangkal karena di bawahnya terdapat tempat untuk meletakkan baterai.
Namun tentu saja masih bisa memuat perlengkapan seperti jas hujan, sandal, dan lainnya.
Ruang baterai yang aslinya dua hanya dipakai satu, jadi menyisakan ruang di sebelahnya.
Sehingga bisa dipakai sebagai tempat penyimpanan saat tak digunakan untuk menaruh baterai cadangan, yang mana tentu harus dibeli terpisah.
Menariknya menyalakan dan mematikan motor Alva One bisa dilakukan secara keyless, jadi tak perlu colok anak kunci ke kunci kontak walaupun tersedia.
Pada remote juga terdapat tombol untuk alarm. Saat diaktifkan, ban motor akan mengunci jika motor coba didorong atau dijalankan serta mengeluarkan suara.
Untuk sistem pengereman, Alva One mengadopsi cakram pada kedua sisi serta dibekali sistem CBS atau combine brake system.
Suspensi depan teleskopik serta belakang pakai monosok, dipadu pelek 14 inci yang dibalut oleh ban Michelin berukuran 90/90 dan 110/80.
Baca Juga: Motor Listrik Alva Jadi Kendaraan Antar-Jemput di KTT G20 Bali
Pelek belakang menempel di single swing arm, terdapat dinamo model hub di tengahnya.
Riding Position & Handling
Punya jok dengan dimensi lebar dengan busa empuk, tester dengan postur 170 cm/63 kg dapat menapakkan kedua kaki dengan baik saat kondisi berhenti.
Posisi setang pipa yang lebar dan tinggi serta condong ke pengendara dipadukan dengan jok lebar membuat riding position terbilang nyaman.
Karena dek panjang dan melandai di depan, posisi kaki pun bisa berselonjor. Mengingatkan kami dengan Honda PCX.
Saat dipakai berkendara di jalan raya, Alva One handlingnya terasa lincah dan mudah dikendalikan.
Posisi baterai lithium yang terletak di dasar bagasi agaknya juga menyumbang center of gravity yang rendah, menambah kestabilan motor.
Namun peredaman suspensi rasanya perlu diperbaiki, yang depan gampang bottoming sedang belakang terasa ajrut-ajrutan bikin kurang nyaman.
Apalagi kalau kena jalan jelek dan speedtrap, untungnya suspensi belakang masih bisa disiasati karena sudah dilengkapi setelan preload.
Baca Juga: Bisa Pakai Smartphone, Begini Cara Hidupkan Motor Listrik ALVA One
Performa
Alva One mengusung dinamo tipe BLDC 4 kW yang diletakkan di hub, sementara torsi maksimumnya ada di angka 46,5 Nm.
Pakai baterai lithium 60V 45Ah, bisa dilepas tapi bukan model swap, sehingga tidak bisa ditukar di stasiun penukaran baterai. Bobot baterai cukup berat, 18 kg!
Respons tenaga smooth seiring bukaan gas. Tidak mengagetkan atau endut-endutan. Pada motor listrik, hal ini biasanya berkaitan dengan setingan controller.
Menandakan controller yang digunakan Alva One cukup bagus. Tenaga yang dikeluarkan linear terus sampai kecepatan tinggi.
Enaknya lagi setiap mengerem tak ada cut off tenaga, jadi terasa lebih natural seperti naik motor bermesin bakar.
Namun, kapasitas baterai mempengaruhi performa. Di bawah 20% keluaran tenaga dibatasi.
Sehingga jika menemui jalan menanjak agak kesulitan. Bahkan bisa berhenti di tengah tanjakan. Kecepatan puncak pun dibatasi sekitar 30-40 km/jam.
Performa optimal ada di range baterai 100 sampai 20%. Di bawah itu lebih baik langsung dicharge saja.
Baca Juga: Canggih! Motor Listrik Alva One Punya Banyak Fitur, Bisa Terhubung Smartphone!
Sampai nol persen masih bisa jalan sekitar 8 km, hingga benar-benar mati. Namun, dengan kecepatan pelan.
Bicara riding mode, kecepatan masimal masing-masing mode ternyata sedikit berbeda dibanding klaimnya.
Kenyataannya pada mode D1 bisa 47 km/jam, kemudian D2 71 km/jam dan yang terakhir D3 99 km/jam.
Kecepatan tersebut ditampilkan di spidometer. Sedangkan top speed yang ditampilkan di Racebox yang berbasis satelit di angka 91,9 km/jam.
Bagaimana akselerasinya? Ternyata cukup pelan, misal 0-60 km/jam butuh waktu 8,47 detik.
Jika dibandingkan dengan skutik konvensional 150 cc seperti NMAX, angka tersebut cukup jauh, karena New NMAX 155 hanya butuh waktu 5,5 detik.
Oiya Alva One juga memiliki fitur reverse atau mundur. Pengoperasiannya tekan tombol ‘R’ di sakelar kanan dan buka grip gas secara perlahan.
Jarak Tempuh & Pengecasan
Dari hasil tes, jarak yang dapat ditempuh dengan kondisi baterai penuh yaitu 63 km (satu baterai).
Baca Juga: Lebih Dekat ke Konsumen, Alva Hadirkan Experience Center Pertamanya di Jakarta Selatan
Itu rata-rata dengan mode berkendara D2 dan D3. Artinya sedikit di bawah klaim Alva yaitu di angka 70 km.
Sementara kalau dihitung jarak tempuh dalam performa yang terbaik, (100-20%) Alva One dapat menempuh jarak 49 km saja.
Kemudian khasnya motor listrik jika dipakai ke luar kota tentu jadi lebih boros, karena buka gasnya selalu besar jadi menguras baterai dengan cepat.
Apalagi kalau sering gaspol. Penggunaan di kemacetan tentu malah lebih hemat, karena buka gasnya sedikit-sedikit, apalagi jika sampai berhenti, karena tak ada arus yang keluar selain untuk kelistrikan seperti lampu dan spidometer.
Tapi proses pengecasan baterainya ternyata cukup cepat, sekitar 4 jam saja. Proses charging bisa dilakukan langsung di baterai atau melalui soket di motor.
Posisi charging port di motor ada di tengah-tengah ‘punuk’ di dek. Seperti lokasi lubang pengisian tangki bensin pada skutik 150 cc.
Membukanya via tombol di samping kunci kontak, yang anehnya masih tertulis 'FUEL'. Hal kecil yang sayangnya kurang diperhatikan.
Jika dihitung, setiap pengisian baterai sebesar 2,7 kWh pengguna Alva One hanya butuh biaya sekitar Rp 4 ribu.
Itu dengan tarif listrik kategori R-1 sebesar Rp 1.444,70 per kWh, atau tepatnya sebesar Rp 3.900,69.
Baca Juga: Lihat Kembaran Motor Listrik Alva One di Eropa, Begini Spesifikasinya
Dengan sekali pengecasan bisa menempuh jarak 63 km, maka biaya operasionalnya setiap km hanya Rp 61,91 saja!
Bandingkan dengan biaya operasional motor bermesin bakar misal Honda PCX 160, jika pakai Pertamax (Rp 13.900/liter) dan rata-rata dapat 42,2 km/liter, maka biayanya sekitar Rp 329,38/km.
Wow bedanya jauh ya! Bahkan kalau pakai Pertalite (Rp 10.000/liter) pun masih kalah hemat, yaitu Rp 236,96/km.