GridOto.com - Valentino Rossi mengaku punya satu penyesalan besar sepanjang kariernya di balapan MotoGP.
Penyesalan Valentino Rossi tersebut adalah kegagalannya tampil kompetitif bersama Ducati Corse, yang dibelanya pada MotoGP 2011 dan 2012 silam.
Kala itu Valentino Rossi hanya meraih tiga podium selama dua musim, dengan banyak hasil minus di atas motor Desmosedici GP.
Berbagai usaha teknis diambil insinyur Ducati untuk bisa mengatasi masalah The Doctor, namun semua gagal dan membuat dua pihak sama-sama hancur secara mental.
Padahal Rossi dan Ducati sama-sama punya impian besar, untuk membuat formasi All Italian yang sempurna di MotoGP.
Sedekade kemudian, Ducati berhasil membuat motor yang berhasil membawa Pecco Bagnaia menjadi juara MotoGP 2022.
Di balik layar ada sosok insinyur perfeksionis, Gigi Dall'Igna, yang pantas mendapatkan penghargaan besar dengan gelar juara yang diraih Ducati dan Bagnaia.
Sosok inilah yang baru-baru ini disebut Rossi, seharusnya datang beberapa tahun lebih awal ke Ducati.
Dall'Igna sendiri punya prestasi panjang bekerja dengan Aprilia di GP125, GP250 serta World Superbike, sebelum akhirnya dibajak Ducati pada 2013 silam.
Dall'Igna ditunjuk petinggi Ducati untuk melakukan perombakan besar-besaran, khususnya soal motor yang dipakai balapan di MotoGP.
Tahun 2015 Gigi Dall'Igna berhasil meluncurkan motor pertama Ducati yang berasal dari konsepnya sendiri.
Perlahan-lahan motor Ducati semakin membaik penampilannya, bahkan bisa membawa Andrea Dovizioso menyaingi Marc Marquez selama bertahun-tahun.
Kini hampir semua pembalap Ducati bisa kompetitif dengan motor racikan Dall'Igna, sangat jauh dari motor yang sulit dikendarai Valentino Rossi sedekade silam.
"Kami hampir saja bertemu, aku pergi di akhir 2012 dan dia gabung Ducati setahun setelahnya," kata Rossi dilansir GridOto.com dari Tuttomotoriweb.
Kalau bisa memutar waktu, Rossi pun ingin bisa bekerja sama dengan Dall'Igna di Ducati.
Sayangnya kala itu rasa frustrasinya sudah benar-benar memuncak, bahkan sudah memikirkan pensiun sebelum Lin Jarvis menyelamatkannya dan menerimanya kembali ke Yamaha.
"Tapi kala itu aku sudah merasa tua dan tak punya waktu untuk menunggu, tapi Ducati sudah bisa menang balapan di 2015," jelas Rossi.
Rossi pun tak menutup kemungkinan untuk menerima desakan banyak orang, mencoba motor buatan Gigi Dall'Igna.
Hanya saja saat ini dia tidak begitu punya ambisi untuk mencoba motor MotoGP lagi karena ada balapan lain yang menyita fokusnya.
"Ada banyak orang di timku yang ingin aku mencobanya. Untuk mengendarai motor MotoGP kau butuh tujuan dan mengujinya dulu, untuk mengetahui kebenarannya, tapi aku tidak benar-benar ingin, meskipun aku kangen dengan motor MotoGP," sambungnya.