"Kapasitas penuh yang bisa dimiliki baterai akurasinya harus mendekati 60 kWh," terusnya.
Pengujian ini juga sekaligus mengukur daya output dan input arus listrik DC.
Dimana baterai menyimpan daya listrik berupa arus DC.
"Daya output menghitung arus listrik minimal dan maksimal output yang bisa dikeluarkan baterai untuk menghasilkan tenaga," ujar Nathasya.
"Sedangkan input menghitung besaran arus listrik maksimal yang bisa diserap baterai dalam proses charging," sambungnya.
Dari pengujian kinerja tersebut baterai dilakukan uji penyimpanan.
Baterai disimpan dan dibuat rekayasa kondisi, dilihat bagaimana konsistensi kinerja baterai.
"Pengeluaran dan daya serap arus listrik baterai harus bisa terjaga apapun kondisinya baik panas, dingin, kering, basah, dan sebagainya," tutur Nathasya.
Terakhir adalah uji siklus baterai, yakni performa baterai terhadap berapa kali pengecasan.
"Baterai punya batas maksimal seberapa banyak bisa dilakukan pengecasan yang nantinya baterai mulai mengalami penurunan fungsi," jelas Nathasya.