GridOto.com- Kejadian kriminalitas, pembunuhan majikan oleh pengemudi atau sopir pribadi Sunter Agung, Jakarta Utara jadi perhatian yang besar.
Pola rekrutmen sopir pribadi menjadi titik penting meminimalkan kejadian yang terjadi pada Rabu (14/12) lalu.
M. Dian Akbar, Kepala Departemen Personnel, Payroll & GA PT Daya Mitra Serasi, perusahaan di bawah brand TRAC Astra menjelaskan pola rekrutmen yang dilakukan TRAC Astra dalam menyeleksi calon pengemudi.
"Pola ini bertujuan untuk memitigasi seperti kasus di atas," kata Dian yang Grha Sera, Jl. Mitra Sunter Boulevard, Sunter, Jakarta Utara.
Menurut M. Dian Akbar ada beberapa hal yang menjadi syarat dalam rekrutmen di TRAC Astra.
Pertama, sourcing atau darimana mendapatkan calon kandidat.
Menurutnya, untuk sopir pribadi atau bertugas personal di prioritaskan kepada pengemudi yang memiliki pengalaman sebelumnya pada pengemudi keluarga.
"Driver ini akan mudah menyesuaikan kondisi dengan pengalaman yang dimiliki sebelumnya," bilangnya.
Kedua, melakukan seleksi administrasi, mengecek dokumen-dokumen misal kartu identitas seperti KTP, KK, SIM serta ijazah.
Baca Juga: Gegerkan Satu Kompleks, Begini Kronologi Sopir Bunuh Majikan di Sunter, Rumah Dikepung Warga
"Kami mensyaratkan minimal SLTA sederajat, dengan asumsi, kandidat dianggap sudah memiliki kemampuan menerima value yang akan kita berikan," papar Dian.
Hal yang menjadi poin penting dalam seleksi administrasi adalahSKCK.
"Ini wajib, alasannya untuk menilai yang bersangkutan tidak memiliki catatan buruk terkait kriminalitas atau DPO," sebut Dian.
Sebab, saat pengemudi sudah bertugas menjadi personal driver, pihaknya tidak bisa mensupervisi driver setiap waktu.
Sebab, pengemudia merupakan jenis pekerjaan yang rendah supervisi.
"Kami punya control operational, namun tidak bisa mantengin setiap saat. Maka, proses administrasi yang benar ini jadi penting," bilang Dian.
Terakhir proses mengukur 3 aspek, pengetahuan, ketrampilan dan prilaku (attitude).
Pihaknya, dalam proses ketiga ini lebih memfokuskan pada aspek perilaku.
Menurut Dian, jika dihubungkan dengan kasus kriminal sopir pribadi di Sunter, Jakarta Utara, dalam mengukutr aspek perilaku pihaknya menggunakan beberapa perangkat tes psikologi.
"Nanti dari rangkaian pengetesan psikologi itu diketahui kecenderungan kandidat berprilaku baik, cocok sebagai pengemudi, mampu bertugas sebagai pengemudi sesuai dengan value yang kami tetapkan," bilangnya.
Dian mengakui proses rekrutmen ini cukup lama dan bertahap.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kandidat yang bisa bekerja secara profesional.
Pola perekrutan oleh TRAC Astra ini memang agak sulit diterapkan untuk perekrutan pribadi.
Namun demikan, ia menyarakankan dari syarat dan ketentuan di atas, ada syarat minimal yang harus dilakukan apabila seseorang ingin merekrut pengemudi.
"Teliti syarat administrasinya. Itu minimal banget," katanya.
Maksudnya, user harus mengetahui dan memverifikasi data pribadi calon kandidat.
Misalnya, dari KTP dan KK yang diberikan bisa diverifikasi secara online.
"Akan lebih baik lagi jika didatang lokasi tinggal si driver untuk melakukan pengecekan langsung. Memvalidasi langsung informasi yang diberikan kandidat," bilangnya.
Sebab, ketidaksesuaian antara informasi yang diberikan dengan data validasi lapangan menjadi catatan sangat penting mengetahui kejujuran kandidat.
Lantas syarat wajib SKCK bisa juga dicek keabsahannya secara online.
Tentu hal lain seperti pengecekan kelengkapan dokumen seperti SIM dan pengalaman kandidat sebelumnya.