GridOto.com - Sang manajer, Carlo Pernat, mengungkapkan alasan kenapa Enea Bastianini tidak mau gabung dengan VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi.
Sejak debut di kelas premier tahun 2021 silam, Enea Bastianini telah berhasil melambungkan namanya menjadi salah satu pembalap top MotoGP.
Penampilan Enea Bastianini begitu menakjubkan di MotoGP 2022, hingga membuat Ducati memutuskan merekrutnya menjadi pembalap tim pabrikan untuk musim depan.
Fenomena Bastianini di MotoGP ini pun sangat unik, lantaran namanya terkenal tanpa ada embel-embel murid Valentino Rossi dari VR46 Riders Academy.
Padahal saat ini, pembalap asal Italia di MotoGP selalu identik dengan VR46 Riders Academy.
Perlu diketahui, pembalap 25 tahun ini sebenarnya sempat berpeluang bergabung dengan Pecco Bagnaia dan kawan-kawan di The Ranch beberapa tahun silam.
Bakat Bastianini tercium manajemen Rossi yang ingin membawanya menjadi sebagai salah satu member VR46 Riders Academy.
Rossi dan Uccio sempat menjalin komunikasi untuk mengajaknya gabung, namun sang pembalap sendiri yang menolaknya.
Pada dasarnya, Bastianini memang orang yang lebih suka sendiri dan tidak bergabung dengan suatu komunitas tertentu.
"Dia tumbuh bersama Gresini dan dia memilih bertahan di sana. Yang kenal dengan Enea, aku bisa bilang bahwa cara kerja akademi tidak menjadi opsi terbaik bagi orang sepertinya," kata Carlo Pernat, manajer Bastianini, dilansir GridOto.com dari Tuttomotoriweb.it.
"Dia penyendiri, seseorang yang akan menjalani program-nya sendiri, dengan pelatihnya sendiri, fisioterapisnya sendiri, waktunya dan jalannya sendiri," jelas Pernat.
Ikatan di akademi serta apapun yang dilakukan bersama tidak akan cocok dengan karakter pribadinya.
"Di akademi semua bersamaan. Caranya Bastianini dan akademi berbeda, tapi bukan berarti salah satunya salah dan lainnya benar, atau bukannya tidak ada pertemanan atau malah saling bermusuhan," sambung mantan manajer Valentino Rossi ini.
"Dulu aku pernah diskusi dengan Uccio, sudah lama, untuk membawa Enea ke tim VR46. Tapi kami langsung berhenti sejak awal. Tapi Valentino selalu menjadi idola baginya," tegas pengamat yang terkenal dengan kata-kata tajamnya ini.