GridOto.com - Managing Director of Motorsport F1, Ross Brawn, membocorkan soal ide pemasangan perangkat aerodinamika aktif di mobil F1.
Ide perangkat aerodinamika aktif ini rencananya akan diterapkan pada mobil generasi baru F1 2026, bersamaan dengan penerapan aturan bahan bakar berkelanjutan.
Perangkat aerodinamika aktif mobil F1 yang disebut-sebut oleh Ross Brawn ini akan membuat kompetisi semakin seru ke depannya.
Meski baru sebatas ide, pria yang akan segera pensiun ini mengungkapkan bahwa F1 sudah punya gambaran besar teknis penerapannya di mobil F1 2026.
Salah satunya adalah ide penerapan perangkat Reverse Drag Reduction System (Reverse DRS) alias DRS terbalik, apa maksudnya?
Seperti yang diketahui, DRS adalah perangkat familiar yang sudah ada sejak lebih dari sedekade di Formula 1 untuk menambah kecepatan pembalap.
Saat diaktifkan, DRS akan mengurangi downforce mobil dengan cara membuka elemen sayap belakang saat trek lurus.
Dengan DRS yang aktif, pembalap di belakang bisa melaju lebih kencang untuk menyalip pembalap di depannya.
Nah sedangkan DRS terbalik alias Reverse DRS ini sesuai dengan namanya, fungsinya berkebalikan dengan DRS.
Baca Juga: Lagi dan lagi, F1 China 2023 Dipastikan Batal Terselenggara Karena Kebijakan Covid-19
Reverse DRS diaktifkan kepada pembalap yang berada di depan agar kecepatannya melambat, dengan cara menambah downforce mobilnya.
Jadi meski mobilnya overpower, pembalap terdepan tidak bisa kabur begitu saja dari para rivalnya untuk bisa memenangkan balapan.
Brawn terinspirasi dari beberapa balapan di F1 2022 yang menjadi seru, gara-gara pembalap di depan mengalami masalah sehingga pembalap di belakang bisa mengejarnya.
"Aku tak bilang itu pasti kami lakukan, tapi itu sebuah peluang. Jadi mobil 2026 bisa belajar sejak sekarang dan kupikir akan sangat bagus ada beberapa perangkat aerodinamika aktif," kata Brawn dilansir GridOto.com dari Autosport.
Sejauh ini, ada beberapa hal yang sudah dibayangkan FIA akan menjadi problem dari ide penerapan perangkat ini.
Misalnya saja pembalap yang berada di posisi kedua bisa saja menyimpan energi, bahan bakar dan ban dengan sengaja menjaga jarak untuk durasi waktu yang lama.
Pembalap yang ada di depan akan mengalami degradasi ban berlebih, sehingga menjadi sasaran empuk saat akhir balapan.
Brawn mengungkap FIA sedang mengevaluasi ide aerodinamika aktif ini, dengan bantuan ahli aerodinamika F1, Jason Somerville.