Baca Juga: Lagi dan lagi, F1 China 2023 Dipastikan Batal Terselenggara Karena Kebijakan Covid-19
Reverse DRS diaktifkan kepada pembalap yang berada di depan agar kecepatannya melambat, dengan cara menambah downforce mobilnya.
Jadi meski mobilnya overpower, pembalap terdepan tidak bisa kabur begitu saja dari para rivalnya untuk bisa memenangkan balapan.
Brawn terinspirasi dari beberapa balapan di F1 2022 yang menjadi seru, gara-gara pembalap di depan mengalami masalah sehingga pembalap di belakang bisa mengejarnya.
"Aku tak bilang itu pasti kami lakukan, tapi itu sebuah peluang. Jadi mobil 2026 bisa belajar sejak sekarang dan kupikir akan sangat bagus ada beberapa perangkat aerodinamika aktif," kata Brawn dilansir GridOto.com dari Autosport.
Sejauh ini, ada beberapa hal yang sudah dibayangkan FIA akan menjadi problem dari ide penerapan perangkat ini.
Misalnya saja pembalap yang berada di posisi kedua bisa saja menyimpan energi, bahan bakar dan ban dengan sengaja menjaga jarak untuk durasi waktu yang lama.
Pembalap yang ada di depan akan mengalami degradasi ban berlebih, sehingga menjadi sasaran empuk saat akhir balapan.
Brawn mengungkap FIA sedang mengevaluasi ide aerodinamika aktif ini, dengan bantuan ahli aerodinamika F1, Jason Somerville.