GridOto.com- Pemerintah sudah mencanangkan atau menargetkan jualan motor elektrik atau listrik sebesar 2 juta unit.
Angka ini sangat muluk dibandingkan dengan capaian tahun ini yang diperkirakan tidak sampai 100 ribu unit.
Sebab, per 8 September saja, motor listrik yang teregister baru 21 ribuan unit.
Dengan capaian sebesar itu sekarang perlu berpuluh-puluh kali lipat untuk memenuhi target di 2025.
Sekjen Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Hari Budianto mengatakan capaian itu disuplai oleh 35 produsen motor listrik.
Sebagai asosiasi yang lama malang melintang di dunia roda dua, AISI pasti mendukung rencana penggunaan motor listrik.
Namun pada akhirnya, menurut Hari, konsumen lah yang akan memutuskan untuk memilih.
Konsumen pasti memiliki kriteria terhadap kendaraan yang menjadi alat transportasi utamanya.
Salah satunya efisiensi, bukan hanya minim biaya operasional saja.
Baca Juga: Mulai Jualan Tahun Depan, Honda Akan Kembangkan Ini di Motor Listriknya
Namun juga bagaimana kendaraan ini mampu memberikan kemudahan.
"Di sisi ini, motor listrik harus punya daya jangkau yang cukup terhadap kebutuhan konsumen," bilangnya.
Salah satu kunci agar konsumen melirik motor listrik, jangkauan yang relatif lebih jauh dengan harga yang terjangkau.
Jika melihat data distribusi AISI motor dengan pangsa pasar yang tinggi berkisar di angka 17-18 jutaan.
Sementara untuk motor listrik dengan harga di kisaran harga low entry level motor konvensional bahkan lebih mahal dari itu memiliki kendala jangkauan (range) di bawah 70 km.
Untuk naik ke range di atasnya harganya bisa mencapai 40-50 jutaan.
"Problem ini yang membuat konsumen berpikir untuk beralih," jelas Hari.
Ia memgapresiasi berbagai insentif yang diberikan pemerintah untuk mempercepat perpindahan ini.
Seperti adanya kebijakan Kemenhub yang akan mensubsidi yang ditujukan untuk motor listrik, tarif murah untuk pajak kendaraan.
"Namun, untuk subsidi ini hanya menyentuh hulu nya saja. Hilirnya harga yang diterima konsumen masih tinggi," ungkap Hari.
Ia mengusulkan subsidi dilakukan langsung ke hilir, sehingga konsumen bisa menikmati motor listrik dengan harga yang terjangkau alias mirip-mirip motor konvensional.
"Namun memiliki daya jelajah yang lebih jauh," jelasnya.
Untuk produsen AISI sendiri, Hari mengaku sebagai industri, pabrikan motor pasti akan melihatnya sebagai peluang bisnis.
"Intinya kami sudah memiliki teknologi untuk mengembangkan EV ini," ungkapnya.
Jadi, kalau semuanya sudah cukup, pabrikan motor di bawah AISI tinggal gas pol saja.