"Di sisi ini, motor listrik harus punya daya jangkau yang cukup terhadap kebutuhan konsumen," bilangnya.
Salah satu kunci agar konsumen melirik motor listrik, jangkauan yang relatif lebih jauh dengan harga yang terjangkau.
Jika melihat data distribusi AISI motor dengan pangsa pasar yang tinggi berkisar di angka 17-18 jutaan.
Sementara untuk motor listrik dengan harga di kisaran harga low entry level motor konvensional bahkan lebih mahal dari itu memiliki kendala jangkauan (range) di bawah 70 km.
Untuk naik ke range di atasnya harganya bisa mencapai 40-50 jutaan.
"Problem ini yang membuat konsumen berpikir untuk beralih," jelas Hari.
Ia memgapresiasi berbagai insentif yang diberikan pemerintah untuk mempercepat perpindahan ini.
Seperti adanya kebijakan Kemenhub yang akan mensubsidi yang ditujukan untuk motor listrik, tarif murah untuk pajak kendaraan.
"Namun, untuk subsidi ini hanya menyentuh hulu nya saja. Hilirnya harga yang diterima konsumen masih tinggi," ungkap Hari.
Ia mengusulkan subsidi dilakukan langsung ke hilir, sehingga konsumen bisa menikmati motor listrik dengan harga yang terjangkau alias mirip-mirip motor konvensional.
"Namun memiliki daya jelajah yang lebih jauh," jelasnya.
Untuk produsen AISI sendiri, Hari mengaku sebagai industri, pabrikan motor pasti akan melihatnya sebagai peluang bisnis.
"Intinya kami sudah memiliki teknologi untuk mengembangkan EV ini," ungkapnya.
Jadi, kalau semuanya sudah cukup, pabrikan motor di bawah AISI tinggal gas pol saja.