GridOto.com - Ajang balap European Touring Car Championship (ETCC) 2022 menjadi musim yang cukup baik untuk Defari Wibowo.
Turun untuk pertama kalinya di kelas Euro 2000 Pro pada ETCC tahun ini, Defari Wibowo sukses menyabet peringkat klasemen kedua.
Tidak puas dengan posisi kedua, Defari pun menargetkan untuk menjadi juara di kelas tersebut pada ETCC musim berikutnya.
Meskipun, pembalap tim Jakarta Ban Motorsports ini mengaku jalannya tidak akan mudah.
“Tahun ini saja saingannya sangat berat, makanya semuanya harus dimaksimalkan untuk tahun depan,” ucap Defari kepada GridOto.com pada Minggu (6/11/2022).
“Dari mobil pastinya semua akan dicek ulang, tapi jujur sayanya yang harus kerja lebih keras dan belajar lebih banyak,” akunya usai balapan di sirkuit Sentul, Bogor.
Oleh karena itu, Defari mengaku rajin menimba ilmu dan mencari saran dari para kompetitornya di ajang ETCC yang lebih senior.
Tapi dari seluruh pelajaran yang ia terima, belajar sabar saat balapan masih menjadi satu hal utama yang menurut Defari masih sulit untuk ia terapkan.
Baca Juga: Seru Sampai Akhir, Ini Dia Daftar Juara One Make Race Honda Brio dan Honda City Hatchback RS 2022
“Kalau senior bilangnya jiwa muda, memang membantu sih karena membuat saya jadi lebih agresif melakukan overtake,” buka pria 24 tahun tersebut.
“Tapi jadi bumerang juga karena kadang perhitungan kurang matang, jadinya malah nyusruk ke gravel saat coba overtake,” lanjut Defari seraya tertawa.
Jika nafsu tersebut dapat dikontrol dengan lebih baik, Defari percaya dirinya bisa lebih konsisten ‘mengancam’ bahkan merebut posisi terdepan di kelasnya pada ETCC musim depan.
Karena dari segi mobil, ia menilai bahwa BMW E36 besutannya sudah punya performa mumpuni di balapan yang termasuk dalam rangkaian Indonesia Sentul Series of Motorsports (ISSOM) itu.
Utamanya dari segi mesin garapan Alta Racing, yang dari pengakuan Defari cukup bertenaga bahkan untuk mengejar mobil di kelas Euro 3000 sekalipun.
“Makanya saya tidak malu untuk bilang kalau beberapa kali saya menang, itu berkat andil besar performa mesin juga,” ucapnya.
“Kaki-kaki, bodi, dan setting juga sudah baik, sekarang tinggal sayanya yang belajar lebih pintar membaca kondisi lintasan, dan paling penting belajar sabar lagi,” tutup Defari.