“Kalau senior bilangnya jiwa muda, memang membantu sih karena membuat saya jadi lebih agresif melakukan overtake,” buka pria 24 tahun tersebut.
“Tapi jadi bumerang juga karena kadang perhitungan kurang matang, jadinya malah nyusruk ke gravel saat coba overtake,” lanjut Defari seraya tertawa.
Jika nafsu tersebut dapat dikontrol dengan lebih baik, Defari percaya dirinya bisa lebih konsisten ‘mengancam’ bahkan merebut posisi terdepan di kelasnya pada ETCC musim depan.
Karena dari segi mobil, ia menilai bahwa BMW E36 besutannya sudah punya performa mumpuni di balapan yang termasuk dalam rangkaian Indonesia Sentul Series of Motorsports (ISSOM) itu.
Utamanya dari segi mesin garapan Alta Racing, yang dari pengakuan Defari cukup bertenaga bahkan untuk mengejar mobil di kelas Euro 3000 sekalipun.
“Makanya saya tidak malu untuk bilang kalau beberapa kali saya menang, itu berkat andil besar performa mesin juga,” ucapnya.
“Kaki-kaki, bodi, dan setting juga sudah baik, sekarang tinggal sayanya yang belajar lebih pintar membaca kondisi lintasan, dan paling penting belajar sabar lagi,” tutup Defari.