Seperti yang diketahui, load factor adalah perbandingan antara kapasitas terjual dengan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan.
"Artinya, saat ini banyak masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke BST," jelas Gibran.
Dengan begitu tingkat kemacetan di jalan raya Kota Solo bisa ditekan seminimal mungkin.
"Kami berharap pengguna BST adalah orang luar daerah, jadi datang ke Solo tidak perlu bawa mobil pribadi," tambahnya.
Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad menjelaskan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pusat agar BST tetap gratis.
"Saya diperintahkan untuk koordinasi dengan pemerintah pusat, ini kan uang negara yang harus dipertanggungjawabkan," kata Taufiq Muhammad.
Taufiq menegaskan, penerapan tarif berbayar ini memang tidak berlaku untuk semua penumpang.
Beberapa penumpang masih digratiskan, terutama pelajar, difabel, dan lansia.
"Selama ini, rata-rata penumpang BST per hari mencapai 30.000 orang," tambah Kepala Dishub Solo.
Baca Juga: Mobil Dinas Gibran Rakabuming Raka Bersolek Jelang ASEAN Para Games XI 2022, Jadi Lebih Meriah
Jika setengahnya merupakan penumpang umum, Taufiq memperkirakan Pemerintah Kota Solo harus menyiapkan dana sekitar Rp 3,5 miliar hanya untuk dua bulan ini.
"Ia menjelaskan, BST memang tidak selamanya akan digratiskan," terangnya.
Pasalnya semua angkutan umum yang dikelola oleh pemerintah pusat juga diterapkan kebijakan serupa.
"Gratisnya sudah hampir 3 tahun, rencananya memang tidak gratis selamanya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kemenhub Bikin Aturan Naik BST Bayar Rp 3.700, Gibran Menolak, Pemkot Disiapkan Dana Rp 3,5 Miliar