GridOto.com - Target Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengonversi 1.000 unit motor tampaknya sulit tercapai.
Padahal sebelumnya Pemerintah Indonesia bersama Kementerian ESDM sangat percaya diri bisa mengonversi 1.000 unit motor listrik.
Rasa percaya diri itu mulai berkurang karena terjadi krisis chip semikonduktor yang menjadi salah satu komponennya.
Bahkan Sripeni Inten Cahyani selaku Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan tak mengelak bila target itu akan mundur.
"Sepertinya target 1.000 motor konversi tahun ini mundur karena ada kendala ketersediaan dari material," buka Sripeni Inten Cahyani.
Cahyani menuturkan, krisis chip semikonduktor ini juga berdampak pada komponen baterai yang digunakan motor listrik.
Pasalnya baterai motor listrik memiliki Battery Management System (BMS) yang membutuhkan chip.
Selain krisis chip semikonduktor, anggaran untuk konversi motor listrik juga menjadi kendalanya.
"Tapi Alhamdulillah pak presiden sudah menerbitkan Inpres 7 tahun 2022, harapannya APBN 2023 akan ada anggaran," lanjutnya.
Ia berharap, Kementerian ESDM bisa mengonversi motor listrik sejak awal 2023 mendatang.
Sebelumnya pada tahun 2021, Kementerian ESDM telah berhasil mengonversi 100 motor listrik.
Seluruh motor itu telah lulus uji emisi dan layak jalan, serta mendapatkan pelat nomor berwarna biru dari pihak kepolisian.
Program konversi tersebut diklaim mampu memberikan manfaat berupa penghematan BBM.
Setidaknya sebanyak 1 liter per hari per unit atau total 34 kiloliter per tahun dan penurunan emisi karbon dioksida sebesar 0,72 ton per hari per unit atau total sebesar 24,4 ribu ton karbon dioksida per tahun.
Selain itu manfaat lain yakni penambahan konsumsi listrik sebanyak 2 kWh per hari per unit atau total sebesar 72 MWh per tahun dan efek berganda dari transaksi belanja komponen converter kit di dalam negeri.