Selisih Rp 4.500 Warga Lebih Pilih Pertalite dibanding Pertamax, Pemilik Pertashop Mulai Ketar-ketir

Dia Saputra - Rabu, 28 September 2022 | 13:40 WIB

Ilustrasi Pertashop. (Dia Saputra - )

GridOto.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax sangat berdampak ke masyarakat.

Bahkan dampak tersebut mulai dirasakan oleh para pemilik Pertamina Shop atau lebih dikenal dengan nama Pertashop.

Pertashop adalah outlet penjualan Pertamina yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan BBM non-subsidi.

Dengan kata lain, Pertahop tidak menjual BBM subsidi seperti halnya Pertalite yang dijual di SPBU Pertamina.

Karena tak menyediakan Pertalite, para pemilik Pertashop mulai ketar-ketir karena masyarakat lebih memilih ke SPBU.

Hal tersebut tentu tidak luput dari pengaruh penyesuaian harga Pertalite dan Pertamax yang resmi diterapkan.

Serambi Indonesia
Usaha Pertashop terancam gulung tikar, salah satu gerai Pertashop yang tutup di Kecamatan Banda Baro, Aceh Utara, Selasa (27/9/2022).

Melansir Serambinews.com, informasi itu dibenarkan oleh Naufal, Manager Operasional Pertashop di Kecamatan Blang Mangat Lhokseumawe.

"Selisih harga antara Pertalite dan Pertamax sangat mencolok, wajar bila masyarakat lari ke SPBU," buka Naufal.

Baca Juga: Konsumsi BBM Mobil baru Kia Carens 1.4 Turbo Premiere Segini Catatannya

Naufal menjelaskan, Pertashop kini kian sepi karena hanya menjual BBM non-subsidi jenis Pertamax saja.

Dampak dari kenaikan harga, salah satu usaha Pertashop di kawasan Kecamatan Banda Baro, Aceh Utara ada yang tutup. 

"Padahal awalnya tujuan membuka Pertashop ini merupakan program pemerintah untuk pemerataan BBM," lanjutnya.

Selain itu, tujuan Pertashop adalah menyalurkan BBM non-subsidi dengan harga yang sesuai Pertamina.

Menurutnya, kenaikan harga BBM ini berdampak buruk terhadap pengusaha Pertashop di beberapa daerah.

Dengan selisih Rp 4.500, sejumlah masyarakat justru memilih Pertalite dibandingkan Pertamax.

"Sebelum ada kenaikan, penjualan rata-rata tembus 1.500 liter per hari," ungkapnya.

Naufal menjelaskan, saat ini Pertashop hanya bisa menjual 300 hingga 400 liter per hari.

Ia berpendapat, kondisi ini bisa membuat Pertashop yang dikelolanya tidak mencapai target.

"Saya harap pemerintah dapat mengkaji kembali dan memperbolehkan Pertashop menjual Pertalite," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Harga Pertamax Rp 14.500, Warga Pilih Pertalite, Bisnis Pertashop Terancam Gulung Tikar