Menurut Alpinestars, airbag yang mengembang awalnya membuat baju balap menjadi sangat ketat ditambah gesekan dengan aspal.
Kemudian bagian depan baju mendapat hantaman dari roda depan yang membuat pakaian balapnya semakin ketat lagi, lalu ada gesekan di bagian dada sehingga resleting terbuka.
"Karena adanya gesekan bagian belakang dan aspal saat jatuh, ada tekanan berlebih muncul. Ketika roda depan menabrak dada Fabio, hal itu menggesek kulit pakaiannya," sambungnya.
Pabrikan asal Italia itu pun menyangkal ada faktor gagal produksi dalam kejadian tersebut.
"Itu membuat tegangan resletingnya melebihi nilai data ribuan crash yang pernah kami analisis sejauh ini, yang mana itu membuat kerusakan gerigi resletingnya pada penutupan yang sama," jelasnya.
"Alpinestars ingin mengklarifikasi bahwa meski hal ini terjadi karena kejadian luar biasa, kami langsung bekerja mencari solusi agar hal ini tak kembali terjadi," jelasnya.