"Aku penasaran apa aku bisa lebih cepat darinya, aku tak bisa menjawabnya. Pada usia 23 tahun aku harus menerima semua situasinya dan itu sangat berat," ujar Bradl.
"Aku sangat menghormatinya sebagai pembalap karena dia sangat berbakat, tapi dia lebih cepat dariku dan aku membencinya. Dia menghancurkanku," tegas pria 32 tahun ini.
Dan bertahun-tahun setelahnya, kini keduanya bahu membahu membangun motor kompetitif di garasi HRC.
Keduanya sama-sama menjadi pilar utama usaha HRC untuk bangkit.
Bradl jadi pembalap tes, Marquez jadi andalannya.
"Kami bekerja sama untuk masa depan dan kami melakukan yang terbaik," jelas Bradl.