Melihat ketimpangan tersebut, jelas ada tekanan tersendiri bagi Pemerintah yang memberikan subsidi.
"Jadi yang dihadapi yakni Pemerintah berusaha menahan, tapi sejauh mana bisa ditahan," kata Arifin.
Ia juga menjelaskan, saat ini Pemerintah harus mengimpor BBM dengan total 600 ribu hingga 700 ribu barel per harinya.
Jika melihat harga minyak dunia yang sudah mencapai 100 USD per barel, maka pemerintah harus menanggung beban anggaran sebanyak 65 juta USD atau setara Rp 965,42 miliar setiap harinya. (Kurs 1 Dolar Amerika Serikat = Rp 14.852, 27 Agustis 2022).
Selain BBM subsidi, Pemerintah juga masih punya beban lain yakni terkait penjualan BBM non-subsidi seperti Pertamax.
Pasalnya Pertamax sekarang dijual dengan Rp 12.500 per liter, padahal nilai keekonomian Pertamax seharusnya di angka Rp 19.900.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga Pertalite yang Wajar Menurut Menteri Keuangan dan ESDM di Atas Rp10.000 Per Liter.