GridOto.com - Angkutan wisata di beberapa daerah wisata, khususnya Pulau Bali bakal kena imbas kalau harga Pertalite naik.
Pasalnya dengan harga Pertalite naik, maka tarif angkutan wisata di Pulau Dewata ini jadi ikutan mengalami kenaikan nantinya.
I Nyoman Sudiartha, Ketua Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) menyebutkan, semua harga kebutuhan masyarkat jelas bakal semakin meningkat karena inflasi perekonomian akibat harga Pertalite naik.
"Tertunya dengan kondisi ini tidak menutup kemungkinan tarif angkutan ikut naik, menyusul harga tiket angkutan udara," jelasnya, dikutip dari Tribun-bali.com, Kamis (25/08/2022).
Menurut pengamatannya, para pengusaha angkutan wisata di Bali sempat kelabakan karena mengalami penurunan pemasukan yang drastis saat pandemi Covid-19 sedang tinggi-tingginya.
Bahkan, penurunannya bisa dikatakan nyaris 100 persen, mengingat sepinya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.
Namun untuk sekarang, kondisinya berangsur membaik dengan mulai adanya wisatawan yang berkunjung ke Bali
Pendapat senada juga diungkapkan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali, I Ketut Eddy Dharma Putra.
Ia menuturkan, apabila Pemerintah Pusat sampai melakukan penyesuaian harga BBM subsidi, mau tidak mau pengusaha angkutan darat juga akan menaikkan tarifnya.
Baca Juga: Isu Harga Pertalite yang Naik Ramai Dibicarakan di Bali, Pawiba Angkat Bicara
Tentunya hal tersebut memunculkan dilema baru, terlebih dengan kondisi perekonomian masyarakat Bali yang belum pulih 100 persen.
"Kalau kami hitung dengan tarif tinggi dengan daya beli masyarakat yang masih rendah, nantinya kami bisa ditinggalkan dan masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi atau lainnya," paparnya.
Lebih lanjut ia mengakatan hal ini jadi masalah yang harus dipecahkan bersama antara pemerintah dan pengusaha angkutan darat.
Soalnya daya beli masyarakat jadi poin utama yang harus jadi perhatian dalam menyesuaikan tarif angkutan.
Untuk itu nantinya Organda Bali berencana untuk melakukan pembahasan penyesuaian tarif bersama Dinas Perhubungan.
"Daya beli masyarakat juga jadi suatu komponen yang perlu diperhitungkan, sehingga bisa menentukan mana yang perlu disubdisi dan mana yang tidak," imbuh Eddy.
Eddy berharap ke depannya perekonomian di Bali bisa bertumbuh dan berkembang seperti sebelum pandemi Covid-19.
Apalagi dengan adanya gelaran KTT G20 pada November 2022 mendatang yang jelas bisa memberikan secercah harapan untuk perekonomian Pulau Dewata bisa mengalami peningkatan.
"Dengan sendirinya kenaikan-kenaikan (harga) ini nantinya tidak tertasa lagi kalau perekonomian sudah pulih, tapi dengan daya beli masyarakat yang masih rendah jelas beragam gejolak bakal muncul kalau terjadi kenaikan harga," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Imbas Rencana Kenaikan Pertalite Bagi Wisata Bali, Tarif Angkutan Diperkirakan Naik.