GridOto.com - Advanced Driver Assistance System atau ADAS semakin banyak diterapkan oleh pabrikan mobil di Indonesia.
ADAS merupakan fitur keselamatan aktif yang dirancang untuk mencegah terjadinya tabrakan atau kecelakaan akibat kelalaian pengemudi.
Contoh fitur ADAS antara lain blind spot monitoring, radar cruise control, smart brake support, dan pedestrian detection.
Pada awalnya cuma segelintir APM (Agen Pemegang Merek) di Indonesia yang membekali fitur ADAS di produknya.
Itu pun umumnya fitur ADAS cuma hadir di mobil mewah atau premium saja.
Baca Juga: Beda Fitur Keselamatan Aktif di Hyundai Stargazer dan Toyota Veloz
Contohnya fitur Distance Control Assist dan Intelligent Cruise Control di Infiniti FX50 yang meluncur di Indonesia pada 2011 dengan banderol Rp 1,4 milyar.
Atau misalnya fitur Attention Assist dan Adaptive High Beam Assist di Mercedes-Benz E300 W212 yang dirilis tahun 2010 seharga Rp 989 juta off-the road.
Kini teknologi ADAS sudah ada di mobil yang dipasarkan di Indonesia dengan harga Rp 200-300 juta.
Lihat saja varian Advanced Safety Assist (ASA) di Daihatsu Rocky 1.0T Single Colour (Rp 271,6 juta on-on the road DKI Jakarta) dan Daihatsu Xenia 1.5 CVT Single Colour (Rp 274,1 juta).
Atau varian Toyota Safety Sense atau TSS di Toyota Veloz (Rp 331,1 juta on-the road DKI Jakarta) dan Toyota Raize 1.0T One Tone (Rp 302,5 juta).
Baca Juga: Ada di Hyundai Stargazer, Ini Beda Fitur Keselamatan Aktif dan Pasif
Pemilik mobil tersebut sudah bisa menikmati sejumlah teknologi ADAS seperti Lane Departure Warning and Lane Departure Prevention (LDW-LDP), Pre-collision Warning dan Pre-collision Braking (PCW-PCB), Pedal Missoperation Control (PMC), dan Front Departure Alert (FDA).
Semakin banyak APM yang menerapkan teknologi ADAS pada produknya adalah kabar baik.
Pasalnya, teknologi ADAS ini meningkatkan aspek keselamatan berkendara dan bisa menciptakan perilaku berkendara yang aman.
Apalagi mayoritas kecelakaan yang terjadi di jalan raya itu akibat kesalahan pengemudi atau human error.
Hasil kajian Jasa Raharja bersama Universitas Airlangga Surabaya yang disampaikan pada Februari 2022 menunjukkan bahwa faktor-faktor human error mencapai 61 persen, lalu diikuti faktor prasarana dan lingkungan 30 persen, dan faktor kendaraan 9 persen.
Baca Juga: Beda Advanced Safety Assist Daihatsu Rocky di Indonesia vs Jepang
Dengan hadirnya teknologi ADAS ini bisa mencegah terjadinya tabrakan atau kecelakaan akibat kelalaian pengemudi.
Sayangnya, banyak pemilik mobil berteknologi ADAS ini tidak paham bagaimana menggunakannya.
Buat contoh fitur Pre-collision Warning dan Pre-collision Braking di Toyota Veloz dan Toyota Raize deh.
Fitur ini baru akan melakukan pengereman otomatis hingga mobil berhenti total ketika pengemudi melaju konstan dan tidak mengangkat pedal gas atau menginjak rem ke arah sebuah halangan.
Bila sistem mendeteksi pengemudi mengangkat pedal gas sedikit saja, maka pengereman otomatis tidak akan terjadi.
Baca Juga: Mencoba Teknologi Canggih Hyundai SmartSense di Hyundai Creta
Inilah salah satu tantangan dalam implementasi teknologi ADAS.
Bagaimana agar pemilik mobil bisa menggunakan teknologi ADAS ini dengan benar.
Enggak cuma cara menggunakannya, tapi juga batasan-batasan yang dimiliki teknologi ADAS di mobilnya.
Salah satu solusinya adalah APM memberikan pelatihan atau pengalaman langsung buat para pembeli atau calon pembeli mobil berteknologi ADAS ini.