Kepopuleran Honda Brio di pasar Indonesia sendiri sudah terlihat sejak awal kedatangannya dari Thailand pada 2 Agustus 2012 silam.
Langsung menyabet gelar city car paling laris tahun itu, membuat HPM yakin melahirkan Honda Brio Satya sebagai andalan mereka di segmen LCGC pada tahun berikutnya.
Satya kemudian ditemani oleh dua saudaranya yang lebih 'premium' yaitu Brio RS pada 2016, serta Brio RS Urbanite pada 2021 lalu.
"Program LCGC yang dicanangkan pemerintah merupakan cikal bakal dari kami menanamkan investasi yang besar di Indonesia senilai Rp 1,2 triliun," ujar Billy.
"Tentu tujuannya agar konsumen mendapatkan harga yang lebih terjangkau, serta untuk berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi Indonesia," lanjutnya.
Jumlah tersebut ditambah lagi oleh investasi sebesar Rp 5,1 triliun yang dicanangkan pada akhir 2019 lalu.
Investasi tersebut tidak hanya untuk lokalisasi salah satu komponen Brio lainnya yaitu connecting rod, melainkan juga pengembangan model Honda lainnya di Indonesia.
"Nilai tersebut belum termasuk investasi untuk elektrifikasi ya," ucap Billy.
Berkembangnya investasi Honda di Indonesia turut diikuti oleh membesarnya angka kandungan lokal dari Honda Brio, yang kini diklaim sudah mencapai lebih dari 95 persen.
Dengan tingkat kandungan lokal yang tinggi, tidak heran apabila HPM kini menyebut Brio sebagai mobil yang sangat nasionalis.
"Selain kandungan lokal yang tinggi, Brio juga nasionalis karena melibatkan banyak pelaku industri yang juga ikut andil dalam percepatan perkembangan industri otomotif Indonesia," jelas Billy.
"Segala sesuatu tadi serta penerimaan yang sangat baik dari konsumen, membuat kami sangat bangga bisa mengembangkan Honda Brio di Indonesia," tutupnya.