Baca Juga: Ratusan Sopir Truk Razia SPBU, Massa Minta Pengisian Solar Bersubsidi Dihentikan, Ini Alasannya
Hal serupa juga diungkapkan warga asal Kota Semarang lainnya, Mokhtar, yang mengaku sering melintasi tol Trans Jawa untuk pergi dan pulang dari tempat kerja.
Ia mengaku pernah hampir mengalami kecelakaan akibat keberadaan truk yang parkir di bahu jalan tol Trans Jawa.
"Soalnya truknya tidak menaruh tanda saat berhenti, untuk masih bisa menghindar," ceritanya.
Ia hanya bisa berharap para sopir truk maupun pengendara lainnya bisa lebih memamtuhi aturan jalan tol yang berlaku.
Secara terpisah, Henggar Budi Anggoro selaku Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jateng menuturkan, petugas sudah melakukan penertiban kepada para pelanggar aturan tersebut setiap hari.
"Bahkan di semua ruas jalan tol Trans Jawa, baik dari arah Barat maupun Timur," paparnya.
Walau demikian, ia tetap akan menampung keluhan dari masyarakat dan berkoordinasi dengan pengelola jalan tol guna menindaklanjuti truk yang parkir di bahu jalan tol Trans Jawa.
Sekadar informasi, peraturan terkait penggunaan bahu jalan tol sebenarnya sudah tertulis dalam PP Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.
Dalam Pasal 41 ayat (2) dijelaskan kalau bahu jalan tol bisa digunakan dalam kondisi-kondisi tertenu saja, yakni untuk dilewati saat kondisi darurat dan diperuntukkan bagi kendaraan yang berhenti karena masalah darurat.
Ada juga beberapa kondisi yang dilarang dilakukan di bahu jalan tol, seperti untuk menarik/mendorong/menderek kendaraaan, tidak boleh dipakai untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, barang dan/atau hewan, serta tidak boleh digunakan untuk mendahului kendaraan lain.
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Banyak Truk Parkir di Bahu Jalan Tol Trans Jawa di Jateng, Mokhtar: Saya Pernah Hampir Menabrak.