Baca Juga: Banyak yang Belum Paham, Kenapa LCGC Harus Diisi BBM RON 92 atau Pertamax?
Senada dengan Komaidi, Nicke Widyawati selaku Direktur Utama Pertamina juga mengungkapkan kalau shifting atau peralihan konsumsi pastinya terjadi.
Walau demikian Pertamina tetap terus melakukan perhitungan guna mengukur besaran perpindahan konsumsi yang terjadi.
"Jadinya harus dilakukan pengaturan lebih lanjut agar perpindahan tetap terkendali," ujarnya.
Menurutnya dengan pengendalian yang dilakukan secara tepat, maka tidak seluruh konsumen beralih ke BBM subsidi.
Pasalnya kalau sampai seluruh masyarakat beralih ke BBM subsidi, tentunya akan ada potensi bertambahnya beban negara untuk ke depannya.
Sementara itu anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), Saleh Abdurrahman menuturkan langkah pengetatan pembelian harus dilakukan kalau tidak ada tambahan subsidi maupun kompensasi dari Pemerintah Pusat.
"Konsumsi Pertalite di Indonesia sudah lebih dari 25 juta kl dan kalau tidak ada penambahan volume dari Pemerintah Pusat, maka solusinya jelas pengetatan," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Konsumsi Pertalite Berpotensi Tembus 30 Juta kl pada Akhir Tahun 2022.