Sulit Diterima Nalar, Ternyata Praktik Perdukunan Sempat Ramai Hiasi Ajang Balap Motor Indonesia

Dida Argadea - Selasa, 28 Juni 2022 | 09:00 WIB

Foto ilustrasi, praktik perdukunan sempat ramai di ajang balap era awal tahun 2000 (Dida Argadea - )

Usai setting motor di Kenjeran sore harinya, semua motor oacuan Inoe disimpan semalaman di rumahnya.

Jadwal balap direncanakan tepat jam 24.00 waktu setempat.

Namun sepanjang malam itu, Suzuki RGR hitam berjuluk Maestro yang akan dipakai balap terus digonggongi Gundi, anjing peiharaan Inoe.

"Cuma Maestro yang digonggoni Gune, lainnya enggak," tutur Inoe.

Karena tak punya perasaan apa-apa, doi cuek.

Baca Juga: Demi Siasati Ganjil Genap, Pembeli Mobkas Sampai Percayakan Dukun

Namun ketika balap berlangsung ia merasakan lari motornya terasa berat.

"Waktu nyetting larinya enak banget, tapi saat balapan malah ngeden, seperti ada yang nahan, aku kalah Rp 5 juta," katanya.

Lebih parah dialami Maman Firmansyah, punggawa AAJ Parung, Bogor.

Saat mengikuti dragbike Santana di Kemayoran tahun 2000, ia mengalami mesin macet akibat kemasukan jarum di blok silinder.

"Dinding silinder sampai lecet-lecet, terus jarun itu bengkok, padahal gue sama sekali enggak pernah nyetting motor pakai jarum," aku Maman.

Memang sebelumnya mereka mengakui tak terpikir akan santet ini.

Namin setelah beberapa kali ditemui hal-hal ganjil di apangan, mereka pun lantas mengkonsultasikannya dengan 'orang pintar'.

Kesimpulannya, ada faktor X di luar 'kekuasaan' pembalap maupun tim mekanik yang ikut bicara pada tiap lomba.

Tak heran bila ada banyak joki yang dibekali penangkal santet, entah berupa pegangan 'barang' atau mantra.

Bahkan 'dibaca-bacain' langsung oleh si orang pintar.

Wallahualam deh.

Gimana menurut sobat GridOto?