GridOto.com - Sering pakai fast charging buat mobil listrik, waspada baterai cepat panas.
Fast charging jadi salah satu metode pengisian daya baterai mobil listrik paling efektif karena waktu pengisiannya yang singkat.
Hanya saja jika fast charging dipakai terlalu sering memberikan efek buruk bagi baterai mobil listrik.
Salah satunya adalah cepat memanasnya baterai.
"Alat fast charging memiliki arus listrik DC yang besar dengan tegangan tinggi," buka Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Dua Jenis Arus Listrik Buat Ngecas Mobil Listrik, Kenali Bedanya
"Besarnya tegangan arus listrik menghasilkan temperatur yang lebih tinggi juga," terusnya.
Panas dari arus listrik akan ikut diserap oleh baterai ketika melakukan charging.
Inilah yang membuat kondisi baterai jadi memanas setiap kali proses charging.
"Meskipun ada proteksi modul charging untuk tidak sampai penuh, tapi panas yang diterima berkelanjutan akan memperpendek usia sel baterai," terang Bonar.
"Mengingat sampai saat ini baterai mobil listrik menggunakan lithium-ion yang punya batas temperatur dan siklus charging," terusnya.
Baca Juga: Mobil Listrik Punya 4 Komponen Utama yang Membedakan Dengan Mobil BBM
Paling aman menurut Bonar, ngecas mobil listrik menggunakan arus listrik AC 220V yang terambil dari stop kontak atau wall charger.
"Jika dipakai harian, mobil bisa dicas saat malam hari atau memang saat tidak dipakai," sebutnya.
"Karena arus listrik AC teganganya tidak tinggi, panas yang dihasilkan rendah dan stabil," imbuhnya.