Sekalipun mengambil sumber energi listrik dari pembangkit tenaga batu bara atau gas, berdasarkan penelitian dari Nissan mobil listrik yang mengambil energi dari sumber daya intensif CO2 menghasilkan emisi 1,07 kilogram CO2 per kWh.
Dengan kapasitas baterai 80 kWh, jumlah CO2 mencapai 85,6 kilogram.
Jika dibandingkan dengan mobil mesin bahan bakar dengan tangki 40 liter, emisi yang dihasilkan bisa mencapai 92,4 kilogram CO2.
Baca Juga: Ini Alasan Mobil Listrik Disebut Sebagai Mobil Ramah Lingkungan
2. Hemat Biaya Energi
Harga per liter bahan bakar saat ini sudah mencapai berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 19 ribuan.
Bandingkan dengan tarif listrik per kWh non-subsidi per Juni 2022 Rp 1.444,7 atau Rp 1.500-an.
Jika dikonversi ke biaya bahan bakar, setidaknya energi listrik hanya sepersepuluh dari bahan bakar.
Seperti contoh dalam pengetesan GridOto, Hyundai Ioniq Electric memiliki konsumsi energi 10,4 km/kWh.