"Tentu ada angin atau perubahan lain, semakin buruk dan buruk. Aku bersimpati kepada orang-orang yang mengalamiya karena itu buruk," ujar Ricciardo dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Aku bingung, aku akan membantu siapa saja yang akan membahas masalah ini," lanjutnya.
Sebenarnya porpoising ini bisa dikurangi dengan menaikkan ground clearance dan mengurangi kekuatan downforce mobil.
Tapi itu bukan pilihan, karena performa mobil akan menurun.
Bayangkan ketika sebuah tim mencoba mengurangi porpoising tapi mengorbankan performa, sementara ada tim lain yang akan diuntungkan.
Makanya nih Ricciardo mendukung adanya perubahan regulasi mobil untuk mengurangi porpoising.
"Kuharap kami bisa mengatasinya. Ini tidak bagus buat kesehatan kita. Ini tidak normal, ini seperti beban dengan jumlah besar," tutur Ricciardo lagi
"Aku lebih merasa kaget karena ini pertama kalinya separah ini, aku merasa yang lain merasakan hal yang sama," jelasnya.
Hal serupa diutarakan George Russell, yang sangat vokal soal perubahan regulasi ini.
Baca Juga: Sakit Punggung di F1 Azerbaijan 2022, Lewis Hamilton Diragukan Tampil di F1 Kanada
"Ini tidak menyenangkan. Aku merasakannya dan ini yang terburuk. Lurusannya kebetulan juga sangat bumpy. Aku tak tahu apa yang terjadi," ujar pembalap tim Mercedes ini.
Russell khawatir masalah porpoising ini akan terus terjadi di seri-seri selanjutnya, bahkan yang terburuk bisa saja masih jadi momok menakutkan di musim-musim selanjutnya.
"Rasanya semakin buruk. Sejak awal musim, kami mengalaminya tapi efek pantulannya lebih lambat. Di Barcelona kami merasakan hal berbeda, mobilnya kurang stabil melaju lurus," lanjutnya.
Di sisi lain, ada rumor bahwa Red Bull menolak keras wacana perubahan aturan ini.
Kecerdasan sang insinyur mobil Adrian Newey berhasil mengatasi masalah porpoising ini meski tidak 100 persen hilang.
Wajar jika Red Bull tidak mau ada aturan baru karena mereka sedang di atas angin dan porpoising bukan lagi masalah.