Baca Juga: Suzuki Ertiga Hybrid Siap Melawan Veloz dan Xpander. Begini Rasa Berkendaranya
Aplikasi ISG dengan mesin konvensional (Internal combustion Engine, ICE) dan setup dua baterai ini umum disebut orang bule dengan nama Mild Hybrid Electric Vehicle (MHEV) atau singkatnya dipanggil "Mild Hybrid".
Perbedaan pertama ada di komponen ISG.
"ISG yang dipakai di Suzuki Ertiga terbaru ini jauh lebih besar dan kuat dibanding yang di Ertiga Diesel dulu," lanjut Yulius.
Menurut Yulius, tujuan ubahan ISG ini agar proses menghidupkan mesin (starter) menjadi lebih cepat dan halus.
Baca Juga: Ditutup Biar Gak Ketahuan, Ini Senjata Baru Suzuki Ertiga di Indonesia
Perbedaan kedua ada pada jenis baterai yang dipakai.
Kalau di Suzuki Ertiga Diesel Hybrid dua baterai yang dipakai jenis Lead-acid alias aki basah.
"Nah, kalau sekarang di Suzuki Ertiga menggunakan baterai Lithium-ion dan lead-acid," terang pria ramah ini.
Baterai Lithium-ion-nya berdaya 6 Ah 12 Volt sedang Lead-acid atau aki basahnya 42 Ah CCA 370A 12V.
Baca Juga: Kenalin Bestie, Ini Mobil Mild Hybrid Pertama Suzuki di Indonesia
Baterai Lithium-ion ini fungsinya untuk menyuplai arus ke komponen kelistrikan seperti head unit, panel instrumen, lampu-lampu, dan sebagainya.
“Sementara aki untuk menyalakan mesin dan membantu kerja ISG dalam
meringankan kerja mesin saat akserasi awal,” tutup Yulius.
Jadi demikian perbedaan teknologi Smart Hybrid yang dipakai di Suzuki Ertiga Diesel pada 2017-2019 itu dengan yang ada di Suzuki Ertiga Facelift 2022.