Indonesia Jadi Negara Industri Baterai Mobil Listrik, Menteri Investasi Sebut Banyak Godaan Karena Hal Ini

Dia Saputra - Kamis, 9 Juni 2022 | 14:40 WIB

Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai Ioniq. (Dia Saputra - )

Baca Juga: Presiden Jokowi Pakai Mobil Listrik Baru Nih Genesis G80 Electrified, Kira-kira Enak Enggak Ya?

Bahkan LG Energy Solutions dalam tahap kedua ini berinvestasi sebesar USD 9,8 miliar atau setara Rp 142,72 triliun (kurs 1 USD: Rp 14.564, per 9 Juni 2022).

Menurutnya dengan nilai investasi LG sebesar itu, maka akan menyerap tenaga kerja sebesar 20.000 orang.

"Selain itu, dampak ekonomi setiap tahunya bisa mencapai 5,6 miliar dollar AS dari total investasi tersebut," tuturnya.

Mendengar penjelasan tersebu, Jokowi berpendapat nilai investasi yang dilakukan LG cukup besar dan sangat bagus.

"Ini jumlah yang tidak kecil, sekarang ini pembukaan lapangan kerja merupakan kuncinya," jelas Jokowi saat memantau di KIT Batang.

Selain itu, presiden juga mengaku senang karena investasi industri mobil listrik ini tidak terpusat di satu daerah saja, melainkan tersebar.

Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Industri Baterai Listrik Terintegrasi tahap 2 dari konsorsium LG dan BUMN di Kawasan Industri Batang, Rabu, (8/6/2022).

Misal pertambangan nikel dan peleburan smelternya untuk nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara.

"Ada juga pabrik baterai yang sedang dibangun di Karawang dan pabrik mobil listrik di Cikarang, ini sangat baik," ucap Jokowi.

Pada fase pertama, pemerintah telah membangun dan menyiapkan area seluas 450 hektar di KIT Batang.

Presiden yakin kehadiran berbagai industri raksasa di KIT akan membawa dampak baik bagi penyediaan lapangan pekerjaan.

Enggak cuma itu, dampak positif lain dari kehadiran industri di KIT juga bisa berpengaruh terhadap pendapatan negara.

"Neraca perdagangan kita juga akan jadi baik, pasalnya ini hampir semuanya orientasi adalah untuk ekspor," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Jadi Negara Industri Baterai Mobil, Menteri Bahlil: Banyak Negara yang Tidak Rela