Cuaca Panas Bikin Pembalap Ketar-ketir di Formula E Jakarta 2022, Salah-salah Bisa Jadi Gagal Finish

Muhammad Rizqi Pradana - Sabtu, 4 Juni 2022 | 15:23 WIB

Cuaca panas diprediksi membuat Formula E Jakarta 2022 diprediksi berjalan penuh tantangan bagi para pembalap, bahkan bisa bikin gagal finish. (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Cuaca panas diprediksi membuat Formula E Jakarta 2022 diprediksi berjalan penuh tantangan bagi para pembalap, bahkan bisa bikin gagal finish.

Jakarta E-Prix atau Formula E Jakarta 2022 merupakan seri terbaru dalam kejuaraan dunia balap mobil listrik tersebut.

Oleh karena itu, para pembalap pun mengatakan bahwa Formula E Jakarta 2022 akan membawa tantangan tersendiri.

“Minimnya informasi mengenai sirkuit pasti menjadi salah satunya,” ujar Sergio Sette Camara kepada GridOto.com, Jumat (3/6/2022).

Pembalap tim Dragon Penske tersebut menjelaskan, para tim lazimnya akan menggunakan data dari balapan tahun-tahun sebelumnya setiap kali tiba untuk balapan.

Baik itu melalui kamera onboard, data telemetri pembalap, hingga observasi saat track-walk tahun sebelumnya.

Pradana
Sergio Sette Camara (Dragon Penske), Formula E Jakarta 2022.

“Tapi karena Formula E Jakarta ini balapan yang benar-benar baru, kami tidak punya apa-apa,” ucap pembalap asal Brasil tersebut.

Namun,kemiskinan informasi ditengarai tidak menjadi masalah utama ketika balapan dimulai pada Sabtu, (4/6/2022) sore nanti pukul 15.03 WIB.

Baca Juga: Meskipun Start Paling Belakang, Antonio Giovinazzi Jadi Pembalap Paling Diburu Fans di Formula E Jakarta

Beberapa pembalap sepakat bahwa temperatur yang tinggi di area Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) akan jauh lebih menyusahkan.

“Temperatur yang sangat tinggi pastinya akan membuat kami lebih kesulitan tidak hanya secara fisik,” ujar Stoffel Vandoorne kepada GridOto.com pada kesempatan yang sama.

“Kondisi ban juga menjadi kekhawatiran tersendiri apalagi disandingkan dengan kondisi aspal yang baru juga,” imbuhnya.

Pemimpin klasemen sementara pembalap Formula E 2022 mengatakan, mereka tidak tahu kondisi trek akan berkembang seperti apa seiring berjalannya waktu.

Belum lagi, para pembalap dan tim mempunyai waktu yang sangat singkat untuk melakukan penyesuaian pada tiap-tiap balapan termasuk di Formula E Jakarta.

Pradana
Stoffel Vandoorne (Mercedes-EQ), Formula E Jakarta 2022.

“Masalah kami bukan di kemampuan adaptasi, tapi waktu yang hanya sedikit untuk melakukan adaptasi tersebut,” ujar Lucas Di Grassi kepada GridOto.com dalam kesempatan yang sama.

“Kami hanya diberi waktu dua kali 30 menit sebelum harus menjalani kualifikasi dan balapan, jadi kami harus membuat keputusan dengan cepat dan tepat,” imbuh pembalap tim Venturi tersebut.

Konsekuensi paling ekstrem, para pembalap bisa saja gagal finish akibat cuaca panas di kawasan Formula E Jakarta 2022.

Masalahnya, cuaca panas akan membuat kinerja baterai menjadi tidak optimal, sesuatu yang sangat buruk dalam konteks balapan Formula E di mana manajemen baterai merupakan suatu hal yang penting.

“Meskipun sudah mengatur konsumsi energi, kami bisa saja tetap gagal finish jika tidak bisa mengatur temperatur baterai kami,” ujar Camara.

Pradana
Lucas Di Grassi (Venturi), Formula E Jakarta 2022.

“Karena kalau suhunya terlalu panas maka baterainya akan masuk ke safety mode dan mobilnya akan mati,” tambahnya.

Oleh karena itu, ia pun memprediksi bahwa jalannya balap akan ditentukan oleh seberapa apik para pembalap dapat mengatur konsumsi ban dan baterai.

“Formula E Jakarta 2022 akan menjadi balapan ketahanan, karena kami tidak hanya harus melaju dengan cepat,” tutur Camara.

“Melainkan juga melakukan manajemen ban dan baterai agar bisa mencapai garis finish,” tutupnya.