Salah satu alasannya tentu adalah harga mobilnya yang cukup fantastis, seperti Rolls-Royce Black Badge Ghost sendiri yang ditaksir memiliki banderol lebih dari Rp 15 miliar sebelum kostumisasi.
Sehingga mobil-mobil tersebut lebih sering dilihat sebagai karya seni bahkan investasi yang harus dijaga dari devaluasi ketimbang mobil untuk dipakai dan dinikmati.
Meskipun dapat memahami pemikiran tersebut, Irene tetap ingin para pemilik mobil Rolls-Royce untuk lebih sering menikmati mobil mereka sendiri di jalan.
Sebuah sentimen yang juga diamini oleh Michael Vetter, Group Managing Director Luxury Brands Eurokars Group Indonesia selaku pemegang merek Rolls-Royce di Tanah Air.
“Mobil ini terlalu cantik untuk disembunyikan, kami ingin mengubah hal tersebut dan saya pikir lini Black Badge adalah permulaan yang baik,” ujar Michael kepada GridOto.com dalam kesempatan yang sama.
Ia mengatakan, Eurokars Group sendiri berencana mengaplikasikan cara-cara baru dalam mempromosikan brand mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
Meskipun tidak memberikan contoh dari cara baru tersebut, Michael mengatakan aktivitas tersebut akan dimulai beberapa bulan mendatang dan banyak mencakup edukasi produk.
“Kami ingin memberikan kepercayaan diri bagi konsumen untuk menggunakan Rolls-Royce mereka, baik itu untuk mengemudikan atau dikemudikan di dalamnya,” tutupnya.