GridOto.com - Seperti pabrikan mobil lainnya di Indonesia, produksi PT Honda Prospect Motor (HPM) pun turut terdampak oleh kelangkaan chip semikonduktor.
Parahnya lagi, kelangkaan chip semikonduktor mempunyai dampak paling besar kepada produk-produk Honda yang permintaannya tinggi di Indonesia.
Termasuk dua SUV teranyar mereka yaitu All New BR-V dan All New HR-V, yang berakibat pada inden panjang untuk kedua mobil tersebut.
“All New BR-V sekarang indennya masih satu hingga dua bulan terutama untuk model dengan Honda Sensing,” ujar Yusak Billy selaku Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, Sabtu (14/5/2022).
“Sementara All New HR-V indennya bisa sampai September nanti, meskipun beberapa model hanya sampai Juni atau Juli,” tandas Billy.
Billy mengaku bahwa pihaknya sudah mulai berhasil ‘memangkas’ waktu inden tersebut secara bertahap berkat tambahan alokasi chip semikonduktor dari pihak prinsipal.
Hanya saja, upaya tersebut diakui baru berefek pada waktu inden All New BR-V setidaknya untuk saat ini.
Ia mengatakan, status All New HR-V sebagai global production model bagi Honda Motor Company menjadi alasan utama.
“All New HR-V itu kan global model ya, artinya dia diproduksi oleh banyak negara untuk memenuhi kebutuhan banyak pasar,” jelas Billy.
Baca Juga: All New HR-V Laris Manis Karena Loyalis Honda, Varian Ini Paling Banyak Dipesan
“Sehingga untuk alokasi komponen All New HR-V itu kami harus rebutan dengan pasar lain, termasuk chip semikonduktor yang saat ini masih sangat langka dan pasokannya belum bisa diprediksi,” tambahnya.
Billy mengungkapkan, masalah tersebut tidak mereka temui untuk produksi All New BR-V yang notabene diproduksi dan dikembangkan khusus untuk pasar Indonesia.
Sehingga HPM tidak perlu terlalu ngotot terkait permintaan alokasi bahan baku untuk produksi LSUV 7 penumpang tersebut.
Tapi bukan berarti kelangkaan chip semikonduktor tidak lagi mengganggu produksi All New BR-V, bedanya hanya di masalah pasar.
Produksi All New BR-V untuk pasar domestik memang sudah mulai membaik, hal yang sama belum bisa dikatakan untuk kebutuhan ekspor.
Walaupun tidak semuanya murni akibat dari kelangkaan chip semikonduktor.
“Sudah ada 30 negara yang meminta impor (All New BR-V), tapi saat ini baru 11 negara yang bisa kami suplai,” ucap Billy.
“Targetnya angka tersebut terus naik setiap tahun, tapi untuk beberapa negara masih sulit seperti Vietnam yang tahun ini mengadopsi standar Euro 5, sehingga harus ada penyesuaian dulu (dari segi produk),” tutupnya.