“Sehingga untuk alokasi komponen All New HR-V itu kami harus rebutan dengan pasar lain, termasuk chip semikonduktor yang saat ini masih sangat langka dan pasokannya belum bisa diprediksi,” tambahnya.
Billy mengungkapkan, masalah tersebut tidak mereka temui untuk produksi All New BR-V yang notabene diproduksi dan dikembangkan khusus untuk pasar Indonesia.
Sehingga HPM tidak perlu terlalu ngotot terkait permintaan alokasi bahan baku untuk produksi LSUV 7 penumpang tersebut.
Tapi bukan berarti kelangkaan chip semikonduktor tidak lagi mengganggu produksi All New BR-V, bedanya hanya di masalah pasar.
Produksi All New BR-V untuk pasar domestik memang sudah mulai membaik, hal yang sama belum bisa dikatakan untuk kebutuhan ekspor.
Walaupun tidak semuanya murni akibat dari kelangkaan chip semikonduktor.
“Sudah ada 30 negara yang meminta impor (All New BR-V), tapi saat ini baru 11 negara yang bisa kami suplai,” ucap Billy.
“Targetnya angka tersebut terus naik setiap tahun, tapi untuk beberapa negara masih sulit seperti Vietnam yang tahun ini mengadopsi standar Euro 5, sehingga harus ada penyesuaian dulu (dari segi produk),” tutupnya.